Investasi di Tengah Badai Tarif: Emas dan Bitcoin Bersinar?
Ketidakpastian kebijakan ekonomi global, terutama tarif AS, membuat pasar keuangan bergejolak; strategi investasi yang tepat di tengah kondisi ini menjadi krusial, dengan emas dan Bitcoin sebagai pilihan menarik.

Pasar keuangan global dibuka dengan catatan positif pekan ini, namun di baliknya terdapat ketidakpastian besar yang disebabkan oleh kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump yang berubah-ubah. Kebijakan tarif dan perdagangannya menciptakan volatilitas ekstrem di pasar, membuat penilaian risiko menjadi sulit. Indeks S&P 500 misalnya, sempat ambruk, lalu melonjak hampir 10 persen setelah pengumuman penundaan tarif, menunjukkan betapa rentannya pasar terhadap kebijakan yang tiba-tiba.
Ekonom Unand, Syafrudin Karimi, menilai kebijakan tarif Trump bukan hanya soal neraca perdagangan, melainkan juga upaya mengatur ulang narasi global dan melindungi kepentingan geopolitik tertentu. Dampaknya sistemik dan luas, menyebabkan pasar kehilangan kemampuan menilai risiko secara rasional. Indeks VIX, yang mengukur ketakutan di pasar, pun melambung tinggi.
Situasi ini diperparah oleh pelemahan dolar AS meskipun imbal hasil obligasi AS melonjak, sebuah fenomena yang tidak biasa. Kepercayaan terhadap dolar memudar, mendorong investor mencari aset aman seperti emas dan Bitcoin. Harga emas tetap kokoh, dianggap sebagai pelindung dari kekacauan kebijakan dan potensi resesi, sementara Bitcoin menunjukkan tanda-tanda pemulihan, didukung oleh analisis teknikal yang menjanjikan.
Analisis Pasar dan Strategi Investasi
Pelemahan dolar dan kekhawatiran resesi membuat investasi emas jangka menengah hingga panjang semakin menarik. Strategi beli saat harga terkoreksi tipis dinilai lebih aman daripada mengejar reli jangka pendek di saham. Sementara itu, Bitcoin, yang sebelumnya terpuruk, menunjukkan potensi bull run berdasarkan analisis teknikal, seperti pola double bottom yang diamati oleh John Bollinger.
Di pasar domestik, IHSG merespons positif, menguat hampir satu persen. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, menyatakan IHSG berpotensi melanjutkan penguatan jika bertahan di atas support 6.200. Indikator teknikal seperti RSI, MACD, dan histogram menunjukkan kekuatan beli yang mulai mendominasi.
Namun, investor perlu berhati-hati. Fase pasar yang membaik di atas fondasi psikologis yang rapuh membutuhkan strategi yang presisi. Ini bukan waktu untuk euforia, melainkan waktu untuk mempertajam naluri membaca ritme pasar dan memanfaatkan kesempatan membeli saat harga rendah.
Strategi investasi yang efektif saat ini tidak hanya bergantung pada angka, tetapi juga pada pemahaman narasi besar di balik pergerakan pasar. Kemampuan membaca peluang di tengah kekacauan akan menentukan keberhasilan investasi.
Kesimpulan
Ketidakpastian global akibat kebijakan tarif yang berubah-ubah menuntut strategi investasi yang adaptif dan berfokus pada aset aman. Emas dan Bitcoin muncul sebagai pilihan menarik, sementara di pasar domestik, IHSG menunjukkan potensi positif namun membutuhkan kewaspadaan. Memahami narasi pasar dan memanfaatkan momentum dengan tepat akan menjadi kunci keberhasilan investasi di tengah kondisi yang penuh tantangan ini.