IHSG Diprediksi Melemah: Intervensi Trump terhadap The Fed Jadi Sorotan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi turun karena kekhawatiran pasar terhadap upaya Presiden AS Donald Trump untuk mengintervensi The Fed, yang berimbas pada pelemahan dolar AS dan penguatan aset safe haven seperti emas.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi melemah pada Selasa, 22 April 2024, karena kekhawatiran pelaku pasar terhadap intervensi Presiden AS Donald Trump terhadap independensi The Fed. Hal ini berdampak pada pelemahan dolar AS dan peningkatan permintaan aset safe haven. Situasi ini terjadi di tengah belum adanya kemajuan signifikan dalam pembicaraan perdagangan global. Upaya Trump untuk menekan The Fed menurunkan suku bunga dikhawatirkan mengganggu stabilitas ekonomi global.
Pembukaan IHSG hari ini menunjukkan penguatan tipis sebesar 9,11 poin (0,14 persen) ke posisi 6.455,08. Namun, Indeks LQ45 justru mengalami penurunan 0,17 poin (0,02 persen) ke posisi 721,62. Analis memprediksi potensi koreksi IHSG mendekati level support 6.400, merespon tekanan dari pernyataan Presiden Trump.
Serangan Trump terhadap Ketua The Fed, Jerome Powell, melalui platform Truth Social, menuai kekhawatiran pasar. Trump menyebut Powell sebagai 'Mr. Too Late, seorang pecundang besar' dan menuntut penurunan suku bunga acuan. Bahkan, ia sempat mengisyaratkan kemungkinan pemecatan Powell, sebuah langkah yang sedang dikaji oleh penasihat ekonomi Gedung Putih.
Dampak Intervensi Trump terhadap Pasar Global
Komentar-komentar Trump telah menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global. Dolar AS melemah hingga mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir, sementara harga emas melonjak menembus rekor baru di atas 3.400 dolar AS per ons. Investor beralih ke aset safe haven sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian.
Di Asia, Bank Sentral China mempertahankan suku bunga acuannya di tengah tekanan pada mata uang Yuan akibat ketegangan perdagangan AS-China. Hal ini menunjukkan upaya China untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global.
Pasar saham AS juga mengalami penurunan pada Senin, 21 April 2024. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 2,48 persen, S&P 500 turun 2,36 persen, dan Nasdaq Composite turun 2,55 persen. Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh pelemahan saham-saham teknologi besar, seperti Tesla, Nvidia, Amazon, dan Meta.
Pergerakan Bursa Saham Regional Asia
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei melemah 0,06 persen, sementara indeks Shanghai menguat 0,29 persen. Indeks Kuala Lumpur dan Straits Times masing-masing melemah 0,93 persen dan 0,90 persen. Pergerakan ini mencerminkan dampak global dari intervensi Trump terhadap The Fed dan ketidakpastian pasar.
Fanny Suherman, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, memberikan komentarnya terkait potensi koreksi IHSG. Ia menyatakan bahwa "IHSG hari ini tendensi koreksi mendekati support 6.400, seiring dengan Presiden Trump yang terus desak The Fed cut suku bunga dan ini dapat mengacaukan independency The Fed." Pernyataan ini menekankan kekhawatiran pasar terhadap potensi dampak negatif dari intervensi Trump terhadap independensi The Fed.
Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan betapa besar pengaruh pernyataan dan kebijakan Presiden AS terhadap pasar keuangan global. Ketidakpastian yang diciptakan oleh intervensi Trump berpotensi berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global dan pasar saham di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Kondisi ini perlu dipantau secara ketat oleh investor dan pelaku pasar untuk mengambil langkah-langkah antisipatif. Stabilitas ekonomi global dan independensi bank sentral menjadi kunci dalam menghadapi ketidakpastian yang diciptakan oleh intervensi politik.