IHSG Terdampak Kebijakan Trump dan Faktor Internal: Analisis Ekonom
Ekonom Bank Mandiri menjelaskan penurunan IHSG disebabkan oleh dinamika kebijakan Trump, aksi jual asing, dan faktor internal seperti inflasi dan harga komoditas.
![IHSG Terdampak Kebijakan Trump dan Faktor Internal: Analisis Ekonom](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220221.581-ihsg-terdampak-kebijakan-trump-dan-faktor-internal-analisis-ekonom-1.jpg)
Jakarta, 7 Februari 2024 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan, ditutup melemah 132,96 poin atau 1,93 persen ke posisi 6.742,58 pada penutupan perdagangan Jumat. Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, mengungkapkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap volatilitas IHSG ini, meliputi dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump dan sejumlah tantangan ekonomi domestik.
Dampak Kebijakan Trump dan Sentimen Global
Andry Asmoro menjelaskan bahwa dinamika kebijakan Trump, terutama terkait tarif impor dan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang lebih moderat, turut memengaruhi IHSG. Outlook inflasi AS yang masih tinggi dan pasar tenaga kerja yang ketat menjadi faktor yang memperkuat sentimen negatif ini. Ketidakpastian kebijakan global ini berdampak pada investasi asing di pasar saham Indonesia.
Selain itu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp4,7 triliun pada hari Jumat. Hal ini menunjukkan kurangnya kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka pendek.
Faktor Internal yang Mempengaruhi IHSG
Namun, dampak negatif terhadap IHSG bukan hanya berasal dari luar negeri. Sejumlah faktor internal juga berkontribusi terhadap penurunan indeks. Salah satu faktor penting adalah melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Inflasi inti yang stagnan di angka 2,3 persen, meskipun sebagian besar dipengaruhi oleh kenaikan harga emas, tetap menjadi indikator yang perlu diperhatikan.
Penurunan harga komoditas seperti minyak mentah dan nikel juga memberikan tekanan terhadap IHSG. Saham-saham sektor energi dan mineral di dalam negeri ikut terdampak koreksi harga komoditas global ini. Kondisi ini memperburuk sentimen pasar yang sudah lesu akibat faktor eksternal.
Laporan Keuangan dan Kebijakan Fiskal
Lebih lanjut, Andry Asmoro menunjuk pada laporan keuangan perbankan yang kurang memuaskan pasar sebagai salah satu penyebab penurunan IHSG. Hasil yang di bawah ekspektasi, ditambah dengan dinamika kebijakan fiskal yang berpotensi menekan likuiditas perbankan, semakin memperparah sentimen negatif di pasar saham.
Kombinasi dari faktor internal dan eksternal ini menciptakan situasi yang menantang bagi IHSG. Meskipun indeks LQ45, yang mewakili 45 saham unggulan, naik 7,24 poin atau 0,93 persen ke posisi 784,88, penurunan IHSG secara keseluruhan menunjukkan adanya kekhawatiran yang lebih luas di pasar.
Kesimpulan
Penurunan IHSG pada Jumat lalu merupakan cerminan dari kompleksitas faktor yang memengaruhi pasar saham Indonesia. Dinamika kebijakan global yang dipicu oleh kebijakan Trump, dikombinasikan dengan tantangan domestik seperti daya beli yang lemah, harga komoditas, dan kinerja sektor perbankan, menciptakan kondisi yang volatil. Pemantauan yang cermat terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik sangat penting untuk memahami arah IHSG ke depannya. Pemerintah dan pelaku pasar perlu bekerja sama untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mengurangi dampak negatif dari faktor-faktor eksternal dan internal tersebut.
Data perdagangan menunjukkan frekuensi transaksi sebanyak 1.312.000 kali, dengan volume saham diperdagangkan mencapai 16,79 miliar lembar senilai Rp13,06 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 200 saham mengalami kenaikan, 441 saham mengalami penurunan, dan 314 saham stagnan.