IHSG Melemah: Analisis Dampak Suku Bunga dan Kinerja Keuangan Global
IHSG Bursa Efek Indonesia melemah 2,01 persen pada Jumat pagi di tengah penguatan bursa Asia, dipengaruhi suku bunga tinggi, daya beli masyarakat, dan kinerja keuangan Amazon.
Jakarta, 7 Februari 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan signifikan pada Jumat pagi, tercatat melemah 2,01 persen atau 137,91 poin, dan berada di posisi 6.737,63. Penurunan ini terjadi di tengah tren penguatan yang dialami mayoritas bursa saham di kawasan Asia. Indeks LQ45 juga turut terdampak, turun 0,57 persen atau 4,45 poin ke posisi 773,19.
Faktor Internal yang Mempengaruhi IHSG
Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memprediksi pergerakan IHSG akan tetap variatif. Penurunan IHSG hari ini merupakan yang terdalam di Asia Tenggara dibandingkan bursa lainnya pada Kamis, 6 Februari 2025. Salah satu faktor utama adalah iklim suku bunga tinggi yang masih berlanjut. Kondisi ini berdampak pada penurunan profitabilitas perbankan di kuartal IV 2024, karena daya beli masyarakat yang melemah.
Melemahnya daya beli masyarakat turut menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian bagi investor, yang kemudian berdampak pada penurunan IHSG. Perlu adanya strategi yang tepat dari pemerintah dan pelaku usaha untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Dampak Kinerja Perusahaan Global
Dari sisi global, pelaku pasar merespon negatif kinerja keuangan Amazon pada kuartal IV 2024 yang kurang menggembirakan. Kinerja perusahaan-perusahaan besar global memiliki dampak signifikan terhadap sentimen pasar, termasuk IHSG. Investor cenderung lebih berhati-hati dalam berinvestasi ketika ada ketidakpastian di pasar global.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan rilis data tenaga kerja di bulan Januari 2025. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi dan pasar kerja, yang kemudian dapat mempengaruhi keputusan investasi.
Pergerakan Bursa Saham Regional dan Global
Sebagai perbandingan, beberapa bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei di Jepang melemah 0,43 persen, sementara indeks Shanghai di China menguat 0,57 persen. Indeks Kuala Lumpur dan Straits Times juga menunjukan penguatan masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,30 persen. Pergerakan yang beragam ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi pasar saham di kawasan Asia.
Di Amerika Serikat, indeks Wall Street bergerak bervariasi dengan pergerakan yang cenderung terbatas pada perdagangan Kamis, 6 Februari 2025. Pergerakan pasar saham AS juga memberikan pengaruh terhadap sentimen investor global, termasuk di Indonesia.
Kebijakan Moneter Bank Sentral Inggris
Bank Sentral Inggris (BoE) mengambil langkah menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen pada Februari 2024. Ini merupakan penurunan suku bunga yang ketiga kalinya sejak Agustus 2024. Kebijakan moneter dari bank sentral negara-negara maju juga dapat mempengaruhi pergerakan IHSG, karena dapat mempengaruhi arus modal asing yang masuk ke Indonesia.
Kesimpulan
Penurunan IHSG pada Jumat pagi merupakan dampak dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Iklim suku bunga tinggi, melemahnya daya beli masyarakat, kinerja keuangan Amazon, dan ekspektasi terhadap data tenaga kerja Amerika Serikat menjadi beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Perlu pemantauan yang ketat terhadap perkembangan ekonomi domestik dan global untuk mengantisipasi pergerakan IHSG selanjutnya.