IHSG Awal Pekan Terkoreksi: Kebijakan AS dan Deflasi Picu Pelemahan
IHSG ditutup melemah 1,11 persen pada Senin, mengikuti tren negatif bursa Asia dan global, dipicu kebijakan tarif AS dan deflasi Indonesia.
IHSG Menutup Perdagangan di Zona Merah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 2 Januari 2025, mengakhiri perdagangan dengan penurunan 79,14 poin atau 1,11 persen, parkir di posisi 7.030,06. Indeks LQ45 pun ikut tertekan, turun 12,08 poin (1,47 persen) ke level 811,47. Pelemahan ini sejalan dengan pergerakan negatif di pasar saham Asia dan global.
Faktor Global dan Domestik Mempengaruhi Pelemahan IHSG
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas mengaitkan pelemahan IHSG dan bursa regional Asia dengan kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor. Pengumuman kebijakan tarif besar-besaran AS pada akhir pekan lalu, termasuk tarif 25 persen untuk barang-barang dari Meksiko dan Kanada serta 10 persen untuk impor dari China, menjadi sentimen negatif yang berpengaruh signifikan.
Dampak Deflasi di Dalam Negeri
Selain faktor eksternal, kondisi domestik juga memberikan kontribusi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi sebesar 0,76 persen pada Januari 2025. Angka ini mengindikasikan penurunan permintaan agregat dan melemahnya aktivitas ekonomi, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini turut menekan kinerja IHSG.
Pergerakan IHSG Sepanjang Hari
IHSG dibuka di zona merah dan bertahan di teritori negatif sepanjang sesi pertama. Tren penurunan berlanjut hingga penutupan sesi kedua. Meski sektor teknologi mencatatkan kenaikan 0,29 persen, sepuluh sektor lainnya mengalami penurunan. Sektor kesehatan mengalami penurunan terdalam, yakni minus 2,91 persen, disusul sektor barang baku (minus 2,30 persen) dan properti (minus 1,94 persen).
Performa Saham Individu
Beberapa saham yang menunjukan kinerja positif antara lain KOKA, SHID, SMDM, PURI, dan BESS. Di sisi lain, saham-saham seperti OBAT, UFOE, TAXI, BEBS, dan PANI mengalami pelemahan signifikan. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.249.000 transaksi, dengan volume saham diperdagangkan sebanyak 15,23 miliar lembar senilai Rp11,68 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 181 saham naik, 481 saham turun, dan 293 saham stagnan.
Tren Negatif di Bursa Regional Asia
Pelemahan IHSG sejalan dengan tren negatif di bursa saham regional Asia. Indeks Nikkei anjlok 2,66 persen, indeks Shanghai turun tipis 0,06 persen, indeks Kuala Lumpur melemah 3,29 persen, dan indeks Straits Times turun 0,76 persen.
Kesimpulan
Penurunan IHSG pada awal pekan ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor global, khususnya kebijakan tarif AS, dan faktor domestik berupa deflasi. Kondisi ini menunjukkan kerentanan pasar terhadap sentimen eksternal dan tantangan ekonomi domestik.