IHSG Tutup Melemah: Pasar Tunggu Data Ekonomi AS, Sentimen Campur Aduk
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,55 persen di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap data ekonomi AS dan sentimen global yang beragam.

Jakarta, 24 Maret 2024 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan hari Senin dengan penurunan signifikan. Penurunan sebesar 96,96 poin atau 1,55 persen, menempatkan IHSG pada posisi 6.161,22. Penurunan ini terjadi di tengah sikap wait and see pelaku pasar yang menantikan rilis data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS). Hal ini juga dipengaruhi oleh sentimen global yang beragam, mulai dari komentar Presiden AS Donald Trump hingga kinerja pasar saham regional Asia.
Penurunan IHSG juga berdampak pada indeks LQ45 yang turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02. Kondisi ini mencerminkan ketidakpastian yang melanda pasar saham domestik, seiring dengan antisipasi terhadap potensi dampak data ekonomi AS terhadap perekonomian global, termasuk Indonesia.
Ekonom dan praktisi pasar modal, Hans Kwee, menjelaskan bahwa pelaku pasar sedang menunggu rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) AS pekan depan. PDB AS diperkirakan turun menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 3,1 persen. Selain itu, data Price Consumer Index (PCE) Inti AS juga menjadi sorotan utama. "Pekan depan pelaku pasar menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang diperkirakan turun menjadi 2,3 persen dari sebelumnya 3,1 persen. Selain itu pelaku pasar menantikan data Price Consumer Index (PCE) Inti AS," ujar Hans Kwee.
Sentimen Positif dan Negatif Bercampur
Di tengah ketidakpastian, beberapa sentimen positif turut mewarnai pasar. Komentar Presiden AS Donald Trump yang memberikan harapan bahwa tarif impor yang dijadwalkan berlaku awal April 2025 mungkin tidak seberat yang dikhawatirkan, memberikan sedikit suntikan optimisme. Namun, Hans Kwee juga mencatat bahwa meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, potensi dua kali pemotongan suku bunga tahun ini tetap terbuka. Sentimen positif lainnya datang dari Jerman, di mana parlemen menyetujui reformasi fiskal.
Meskipun demikian, pasar keuangan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, kehilangan daya tariknya akibat masalah spesifik masing-masing negara. Namun, penurunan di seluruh kawasan telah memicu rekomendasi beli. Valuasi yang murah setelah aksi jual (sell-off) minggu ini mendorong investor global untuk mempertimbangkan kembali peluang investasi di Indonesia. Namun, tantangan tetap ada, mengingat pasar saham Indonesia akan menghadapi libur panjang akhir pekan depan, dan secara historis, pasar cenderung terkoreksi pada hari pertama perdagangan setelah libur Idul Fitri.
Sepanjang hari perdagangan, IHSG berada di zona merah. Pada sesi pertama dan kedua, IHSG tetap berada di teritori negatif hingga penutupan. Hanya sektor teknologi yang menunjukkan penguatan, naik sebesar 3,67 persen. Sementara itu, sepuluh sektor lainnya melemah, dengan sektor energi mengalami penurunan terbesar sebesar 2,49 persen, diikuti sektor properti dan kesehatan.
Pergerakan Saham dan Data Perdagangan
Beberapa saham mengalami penguatan signifikan, antara lain INAI, RELI, POLU, JGLE, dan MIRA. Sebaliknya, saham-saham seperti BINO, FORU, WINE, HITS, dan MSIN mengalami pelemahan terbesar. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.061.000 transaksi, dengan volume perdagangan 14,16 miliar lembar saham senilai Rp14,34 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 142 saham naik, 523 saham turun, dan 292 saham stagnan.
Secara keseluruhan, kinerja IHSG mencerminkan kompleksitas dinamika pasar saat ini. Antisipasi terhadap data ekonomi AS, sentimen global yang beragam, dan faktor-faktor domestik seperti libur panjang, semuanya berkontribusi terhadap pergerakan IHSG. Investor perlu mencermati perkembangan data ekonomi AS dan sentimen pasar global untuk mengantisipasi pergerakan IHSG selanjutnya.
Sebagai perbandingan, bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Indeks Nikkei melemah 0,18 persen, indeks Shanghai menguat 0,15 persen, indeks Kuala Lumpur melemah 1,63 persen, dan indeks Straits Times menguat 0,25 persen.