IHSG Anjlok 2,14 Persen, Ikuti Tren Pelemahan Bursa Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 2,14 persen pada Selasa sore, mengikuti tren negatif bursa saham kawasan Asia di tengah meningkatnya kekhawatiran perang dagang AS-China.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 4 Maret 2023, ditutup dengan penurunan signifikan, mengikuti pelemahan bursa saham di kawasan Asia. Penurunan IHSG mencapai 139,26 poin atau 2,14 persen, sehingga indeks berada di posisi 6.380,40. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga turut melemah sebesar 12,49 poin atau 1,69 persen, menutup perdagangan di angka 725,28.
Pelemahan IHSG ini sejalan dengan sentimen negatif dari pasar global. Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan bahwa "IHSG dan bursa saham regional Asia melemah, aksi tekanan jual seiring dengan pupus harapan pasar akan kesepakatan tarif." Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengumumkan penerapan tarif 25 persen untuk impor dari Kanada dan Meksiko, serta rencana menaikkan tarif impor dari China dari 10 persen menjadi 20 persen. Pengumuman ini menghilangkan harapan akan negosiasi lebih lanjut dan memicu kekhawatiran akan eskalasi perang dagang.
Keputusan Trump ini memicu reaksi dari China yang dilaporkan sedang mempersiapkan tindakan balasan tarif, potensial menargetkan ekspor pertanian AS. Kementerian Perdagangan China telah menyatakan penolakan tegas terhadap tarif tambahan AS dan akan mengambil tindakan balasan. Situasi ini meningkatkan kekhawatiran akan dampak global berupa inflasi yang meningkat dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Data aktivitas pabrik AS yang menunjukkan perlambatan ekspansi semakin memperkuat kekhawatiran bahwa tarif AS akan merusak ekonomi yang sudah mulai mendingin.
Dampak Perang Dagang terhadap IHSG
Keputusan Presiden AS untuk memberlakukan tarif baru telah menimbulkan ketidakpastian di pasar keuangan global, termasuk Indonesia. Investor cenderung mengambil sikap wait and see, menunggu kejelasan situasi sebelum mengambil keputusan investasi lebih lanjut. Hal ini terlihat dari aksi jual yang signifikan di bursa saham Indonesia.
Selain dampak dari perang dagang, pasar juga tengah menantikan data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Rabu (5/3), dan laporan penggajian nonpertanian pada Jumat (7/3). Data-data ini akan menjadi petunjuk penting bagi kebijakan suku bunga The Fed, yang berpengaruh terhadap pasar keuangan global.
Sepanjang hari perdagangan, IHSG berada di zona merah. Pada sesi pertama dan kedua, IHSG terus melemah hingga penutupan. Sebanyak sebelas sektor mengalami pelemahan, dengan sektor energi mengalami penurunan terdalam sebesar 4,72 persen, diikuti sektor barang baku (5,04 persen) dan sektor industri (1,22 persen).
Pergerakan Saham
Di tengah pelemahan IHSG, beberapa saham justru mengalami penguatan. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain XSSI, PGUN, KONI, ASPI, dan BTEK. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar meliputi ELIT, RAJA, FMII, RATU, dan WIFI.
Total frekuensi perdagangan saham mencapai 1.170.000 kali transaksi, dengan volume perdagangan 13,78 miliar lembar saham senilai Rp21,18 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 119 saham naik, 502 saham turun, dan 334 saham stagnan.
Bursa Saham Regional Asia
Tren pelemahan IHSG juga sejalan dengan pergerakan bursa saham regional Asia. Indeks Nikkei melemah 454,29 poin (1,20 persen) ke 37.331,18. Sementara itu, indeks Shanghai menguat tipis 7,28 poin (0,22 persen) ke 3.380,21. Indeks Kuala Lumpur melemah 1,00 poin (0,06 persen) ke posisi 1.555,66, dan indeks Straits Times turun 18,16 poin (0,46 persen) ke 3.890,76.
Situasi ini menunjukkan adanya kekhawatiran global terhadap dampak perang dagang AS-China terhadap pertumbuhan ekonomi dunia. Investor di pasar saham Asia, termasuk Indonesia, menunjukkan reaksi negatif terhadap ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kebijakan proteksionis AS.