IHSG Turun 1,75% di Tengah Antisipasi Pidato Ketua The Fed
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,75 persen pada Selasa, 11 Februari 2024, di tengah sikap wait and see pelaku pasar terhadap pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, dan rilis data ekonomi AS.
![IHSG Turun 1,75% di Tengah Antisipasi Pidato Ketua The Fed](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191647.087-ihsg-turun-175-di-tengah-antisipasi-pidato-ketua-the-fed-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2024 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan Selasa dengan penurunan 1,75 persen, ditutup pada posisi 6.531,99. Penurunan sebesar 116,15 poin ini terjadi di tengah antisipasi pelaku pasar terhadap pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang disampaikan di Kongres AS pada Selasa malam WIB.
Dampak Pidato The Fed dan Data Ekonomi AS
Pidato Jerome Powell menjadi sorotan utama, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap pasar global. Pelaku pasar cenderung mengambil sikap wait and see, menunggu arahan kebijakan moneter selanjutnya dari bank sentral AS tersebut. Selain pidato tersebut, rilis data ekonomi AS juga turut memengaruhi pergerakan IHSG. Data inflasi utama AS, Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024, dijadwalkan rilis pada Rabu, 12 Februari, diikuti oleh klaim pengangguran mingguan awal dan Indeks Harga Produsen pada Kamis, 13 Februari. Semua data ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi AS dan berpotensi mempengaruhi keputusan investasi.
Tim Riset Phillip Sekuritas Indonesia dalam kajiannya menyebutkan bahwa perhatian pelaku pasar tertuju pada pidato Ketua The Fed. Keputusan kebijakan moneter AS akan sangat berpengaruh terhadap pasar saham global, termasuk IHSG.
Kebijakan Tarif Impor AS dan Pergerakan IHSG
Faktor lain yang turut mempengaruhi pergerakan IHSG adalah kebijakan terbaru Presiden AS, Donald Trump, yang menandatangani kebijakan kenaikan tarif impor baja dan aluminium. Kenaikan tarif impor baja menjadi 25 persen dan aluminium menjadi 25 persen dari sebelumnya 10 persen, berlaku efektif 4 Maret 2025. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan berdampak pada kinerja IHSG.
Sepanjang hari perdagangan, IHSG berada di zona merah. Pada sesi pertama dan kedua, IHSG terus melemah hingga penutupan. Dari 11 sektor, hanya sektor teknologi yang menunjukan penguatan sebesar 0,90 persen. Sebaliknya, sektor infrastruktur mengalami penurunan terdalam, yaitu 4,04 persen, diikuti sektor energi (2,94 persen) dan transportasi & logistik (2,41 persen).
Pergerakan Saham dan Volume Perdagangan
Beberapa saham yang mengalami penguatan signifikan antara lain SKLT, GPSO, SKBM, SONA, dan RAAM. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar adalah FMII, CUAN, BEBS, ISAT, dan RATU. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.273.000 transaksi, dengan volume perdagangan 15,94 miliar lembar saham senilai Rp12,67 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 182 saham naik, 446 saham turun, dan 327 saham stagnan.
Perbandingan dengan Bursa Saham Regional
Secara regional, bursa saham Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Indeks Nikkei menguat tipis 0,00 persen ke 38.801,17, sementara indeks Shanghai melemah 0,12 persen ke 3.318,06. Indeks Kuala Lumpur turun 0,96 persen ke 1.589,95, dan indeks Straits Times melemah 0,33 persen ke 3.862,4.
Kesimpulan
Penurunan IHSG pada Selasa, 11 Februari 2024, dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama antisipasi pidato Ketua The Fed dan rilis data ekonomi AS. Sikap wait and see pelaku pasar dan kebijakan tarif impor AS juga turut berkontribusi pada pelemahan IHSG. Perkembangan selanjutnya perlu dipantau untuk melihat dampak jangka panjang dari faktor-faktor tersebut terhadap pasar saham Indonesia.