IHSG Berpotensi Fluktuatif Jelang Pelantikan Trump: Analisis Pasar Saham
Jelang pelantikan Presiden AS Donald Trump, IHSG diprediksi fluktuatif, dipengaruhi kebijakan ekonomi Trump dan bergabungnya Indonesia ke BRICS.

Pembukaan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 20 Januari, menunjukkan potensi fluktuasi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. IHSG dibuka menguat tipis, naik 35,58 poin (0,11 persen) ke angka 7.778,66, sementara indeks LQ45 naik 4,37 poin (0,53 persen) ke 836,65.
Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksi pergerakan IHSG yang fluktuatif sepanjang pekan ini. Salah satu faktor utamanya adalah antisipasi pasar terhadap kebijakan Donald Trump di periode keduanya sebagai Presiden AS. Kebijakan-kebijakannya yang cenderung deregulasi dan pemangkasan pajak umumnya dianggap sebagai sentimen positif bagi pasar saham global.
Namun, ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan. Data ekonomi AS pekan lalu menunjukkan penurunan tekanan inflasi. Indeks Harga Konsumen Inti (Core CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) mencatat kenaikan lebih rendah dari perkiraan pada Desember 2024. Ini bisa berdampak positif atau negatif terhadap pasar, tergantung interpretasi investor.
Di pasar domestik, fokus investor tertuju pada dampak kebijakan Trump terhadap perdagangan global, khususnya di kawasan Asia. Situasi ini menjadi penting mengingat bergabungnya Indonesia ke dalam aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan).
Ancaman Trump untuk menerapkan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS jika mereka menciptakan mata uang baru yang menyaingi dolar AS menjadi pertimbangan tersendiri. Potensi konflik dagang ini tentu berdampak pada sentimen pasar.
Sebagai gambaran, pasar saham AS sendiri menunjukkan kinerja positif pada perdagangan Jumat (17/1). Tiga indeks utama Wall Street, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite, menutup pekan dengan kenaikan signifikan, didorong oleh data ekonomi positif dan optimisme investor terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar. Dow Jones naik 0,78 persen, S&P 500 naik 1 persen, dan Nasdaq Composite melesat 1,51 persen.
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja beragam. Nikkei (Jepang) menguat 1,45 persen, Shanghai (Cina) naik 0,66 persen, Kuala Lumpur (Malaysia) naik 0,24 persen, sedangkan Strait Times (Singapura) melemah 0,29 persen. Pergerakan bursa-bursa regional ini turut memberikan gambaran atas sentimen pasar global.
Kesimpulannya, IHSG diperkirakan akan mengalami fluktuasi di awal pekan ini, dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik. Kebijakan ekonomi Trump, gabungnya Indonesia ke BRICS, dan data ekonomi AS menjadi beberapa variabel kunci yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG.