IHSG Menguat, Ikuti Penguatan Bursa Asia dan Global Jelang Akhir Pekan
IHSG menguat 0,71 persen pada Jumat pagi, mengikuti tren positif bursa saham Asia dan global, di tengah dinamika negosiasi perdagangan AS-China dan keputusan BI mempertahankan suku bunga.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat pada Jumat pagi, 25 April, menunjukkan peningkatan sebesar 47,14 poin atau 0,71 persen ke posisi 6.660,62. Penguatan ini sejalan dengan tren positif yang terjadi di bursa saham kawasan Asia dan global. Kenaikan ini juga terlihat pada indeks LQ45 yang naik 7,49 poin atau 1,01 persen ke posisi 749,36. Hal ini menunjukkan sentimen positif investor terhadap pasar saham Indonesia menjelang akhir pekan.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, menyatakan, "IHSG hari ini berpotensi melanjutkan kenaikan sepanjang masih kuat bertahan di atas level 6.530." Pernyataan ini menunjukkan optimisme terhadap pergerakan IHSG di masa mendatang, dengan level 6.530 sebagai penanda penting dalam tren penguatan tersebut. Analisis ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk perkembangan ekonomi domestik dan global.
Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Dinamika negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta keputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan, turut memberikan dampak pada pergerakan IHSG. Situasi geopolitik global juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pergerakan pasar saham.
Dinamika Negosiasi Perdagangan AS-China
Pernyataan dari Kementerian Perdagangan China yang menegaskan tidak adanya negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS turut mewarnai situasi pasar. Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, menyebut seluruh kabar terkait kemajuan bilateral sebagai "tidak dapat dipercaya" dan mendesak pembatalan seluruh tarif sepihak dari AS. Pernyataan ini kontras dengan pernyataan sebelumnya dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan kesiapan untuk berdialog dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang menyebut peluang tercapainya kesepakatan dagang besar. Tarif impor AS terhadap produk China yang mencapai 145 persen menjadi salah satu poin penting dalam perundingan.
Meskipun negosiasi AS-China masih diliputi ketidakpastian, ada kabar positif dari Asia Timur. Menteri Keuangan AS Bessent menyebutkan kemungkinan tercapainya kesepahaman dagang dengan Korea Selatan paling cepat pekan depan. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar, menunjukkan adanya potensi kerjasama ekonomi regional yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Di sisi lain, Indonesia juga aktif dalam negosiasi perdagangan internasional. Tim utusan negosiasi Indonesia kembali bertemu dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) dan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick untuk membahas negosiasi tarif resiprokal pada Rabu, 23 April. Kedua negara menandatangani perjanjian bilateral mengenai perlakuan informasi terkait perdagangan, investasi, dan keamanan ekonomi, dengan target penyelesaian negosiasi dalam 90 hari sejak pengumuman kebijakan tarif pada 9 April 2025.
Keputusan BI dan Pergerakan Pasar Global
Pada pekan ini, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap pada level 5,75 persen melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22 dan 23 April. Keputusan ini memberikan kepastian bagi pasar dan menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi makro. Keputusan ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dari Eropa, bursa saham ditutup di zona hijau pada perdagangan Kamis, 24 April, didorong oleh sektor otomotif dan material. Investor merespons laporan keuangan yang beragam dan mencermati dinamika perdagangan AS yang terus berubah. Renault, misalnya, mencatat kenaikan 4,4 persen setelah melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartal I-2025. Indeks STOXX 600 pan-Eropa menguat 0,36 persen menjadi 518,61, sementara indeks regional lainnya seperti DAX Jerman, FTSE 100 Inggris, dan CAC 40 Prancis juga mencatat kenaikan.
Penguatan pasar saham global juga terlihat di Wall Street. Pada perdagangan Kamis, bursa AS melesat didorong oleh penguatan saham raksasa teknologi seperti Nvidia, Meta, Amazon, Tesla, dan Microsoft. Indeks S&P 500 naik 2,03 persen, Nasdaq Composite meningkat 2,74 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 1,23 persen. Kinerja positif perusahaan teknologi besar ini memberikan sentimen positif bagi pasar global.
Pergerakan Bursa Saham Regional Asia
Pada Jumat pagi, bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 1,34 persen, indeks Shanghai naik tipis 0,02 persen, dan indeks Kuala Lumpur menguat 0,11 persen. Namun, indeks Strait Times justru melemah 0,35 persen. Pergerakan ini menunjukkan adanya dinamika yang kompleks di pasar saham Asia, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lokal dan global.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada Jumat pagi menunjukkan optimisme investor terhadap pasar saham Indonesia, di tengah dinamika negosiasi perdagangan AS-China, keputusan BI mempertahankan suku bunga, dan pergerakan positif bursa saham Asia dan global. Namun, investor tetap perlu mewaspadai berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar di masa mendatang.