IHSG Menguat 0,41 Persen: Sinyal Negosiasi AS-China Jadi Penopang
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,41 persen pada Rabu seiring sinyal positif dari negosiasi kebijakan tarif antara Amerika Serikat dan China.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Rabu sore, 7 Mei 2025. Penguatan ini mencapai 28,03 poin atau 0,41 persen, menempatkan IHSG pada posisi 6.926,23. Kenaikan ini didorong oleh sinyal positif dari perkembangan negosiasi kebijakan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal ini memberikan dampak positif tidak hanya pada IHSG, tetapi juga pada bursa saham regional Asia lainnya.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menjelaskan bahwa penguatan IHSG dan bursa regional Asia dipengaruhi oleh sinyal proses negosiasi antara AS dan China. Pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan perwakilan dagang AS Jamison Greer mengenai persiapan pertemuan dengan delegasi China pada pekan ini menjadi katalis positif bagi pasar. Pertemuan yang dikabarkan akan berlangsung di Swiss ini diharapkan dapat mencairkan ketegangan perdagangan antara kedua negara dan memicu negosiasi tarif yang lebih konstruktif.
Selain itu, sentimen positif juga datang dari pengumuman Bank Sentral China (PBOC) yang memangkas suku bunga sebesar 50 bps. Langkah ini bertujuan untuk menyuntikkan sekitar 1 triliun Yuan ke dalam sistem perbankan China, guna mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketegangan perdagangan dengan AS. Namun, pelaku pasar juga tetap memperhatikan hasil rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral AS, The Fed, yang akan diumumkan pada malam hari.
Perkembangan Ekonomi Dalam Negeri dan Global
Dari dalam negeri, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 dengan fokus pada penguatan daya beli masyarakat, pemberian stimulus ekonomi, percepatan investasi, dan optimalisasi belanja negara. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menekankan pentingnya upaya ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga momentum positif di tengah tantangan global. IHSG sendiri dibuka menguat dan bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi perdagangan.
Delapan sektor mengalami penguatan, dengan sektor barang baku memimpin kenaikan sebesar 2,72 persen, diikuti sektor energi (1,13 persen) dan teknologi (0,96 persen). Sebaliknya, sektor industri mengalami penurunan terbesar (-0,75 persen), disusul sektor transportasi & logistik dan infrastruktur (-0,41 persen dan -0,75 persen). Saham-saham seperti BATR, ISEA, AYLS, PNSE, dan HUMI mencatatkan penguatan terbesar, sementara PPRI, IFII, NAYZ, LMPI, dan DGWG mengalami pelemahan terbesar.
Aktivitas perdagangan saham terbilang tinggi, dengan frekuensi transaksi mencapai 1.471.027 kali, melibatkan 24,42 miliar lembar saham senilai Rp15,61 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 314 saham naik, 271 saham turun, dan 214 saham stagnan.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Sementara itu, bursa saham regional Asia menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei di Jepang melemah 0,14 persen, sementara indeks Shanghai di China menguat 0,80 persen. Indeks Kuala Lumpur di Malaysia dan indeks Strait Times di Singapura juga mencatatkan penguatan masing-masing sebesar 0,55 persen dan 0,13 persen.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada Rabu didorong oleh sentimen positif dari perkembangan negosiasi AS-China dan langkah-langkah stimulus ekonomi dari China. Namun, pelaku pasar tetap perlu mencermati perkembangan ekonomi global dan kebijakan moneter dari The Fed untuk mengantisipasi potensi volatilitas pasar ke depan. Pemerintah Indonesia juga terus berupaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik melalui berbagai kebijakan strategis.