IHSG Menguat 1,47 Persen: BI Tahan Suku Bunga, Sentimen Positif dari AS dan China
IHSG ditutup menguat signifikan seiring keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan dan sentimen positif dari Amerika Serikat dan China.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Rabu sore, 23 April. Penguatan ini terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan tetap pada level 5,75 persen. IHSG naik 96,11 poin atau 1,47 persen, mencapai posisi 6.634,38. Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh sentimen positif dari Amerika Serikat dan China yang memberikan optimisme di pasar global.
Keputusan BI untuk menahan suku bunga acuan menjadi sorotan utama pelaku pasar. Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus atau Nico, menjelaskan bahwa kebijakan moneter dalam negeri menjadi perhatian di tengah ketidakpastian global. "Keputusan kebijakan moneter dalam negeri menjadi perhatian pelaku pasar di tengah ketidakpastian global seiring kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) pasar berharap langkah kebijakan moneter yang diputuskan sebagai upaya menjaga stabilitas rupiah dari tekanan eksternal," ujar Nico.
Selain keputusan BI, sentimen positif dari luar negeri juga berkontribusi pada penguatan IHSG. Komentar Presiden AS Donald Trump yang meredakan kekhawatiran pasar turut mendorong kenaikan indeks. Trump menegaskan tidak akan memecat Ketua Fed Jerome Powell dan menyatakan tarif impor dari China tidak akan setinggi 145 persen. Optimisme juga datang dari Menteri Keuangan AS Bessent yang menyatakan potensi penurunan tensi perang dagang AS-China, meskipun negosiasi diprediksi akan panjang dan menantang.
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22 dan 23 April memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) di level 5,75 persen. Suku bunga deposit facility tetap di 5 persen dan lending facility di 6,5 persen. Keputusan ini menunjukkan komitmen BI dalam menjaga stabilitas ekonomi domestik di tengah dinamika global.
Langkah BI ini dinilai tepat oleh para analis pasar, karena mampu memberikan kepastian dan mengurangi ketidakpastian bagi pelaku pasar. Kejelasan kebijakan moneter ini memberikan sinyal positif bagi investor, baik domestik maupun asing. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Nico yang menekankan pentingnya stabilitas rupiah di tengah tekanan eksternal.
Dengan mempertahankan suku bunga acuan, BI menunjukkan konsistensi dalam kebijakannya dan memberikan sinyal kepercayaan diri dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Hal ini memberikan dampak positif terhadap pasar saham dan memberikan keyakinan bagi investor untuk tetap berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Sentimen Positif dari AS dan China
Selain keputusan BI, sentimen positif dari Amerika Serikat dan China juga memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan IHSG. Pernyataan Presiden Trump yang meredakan kekhawatiran atas independensi bank sentral dan kebijakan tarif memberikan dampak positif pada pasar.
Optimisme juga muncul dari pernyataan Menteri Keuangan AS yang melihat potensi penurunan tensi perang dagang. Meskipun negosiasi akan panjang dan menantang, pernyataan ini memberikan harapan bagi pelaku pasar akan adanya resolusi yang menguntungkan. Hal ini menunjukkan adanya potensi de-eskalasi ketegangan dalam perang dagang AS-China.
Dari China, langkah bank sentral yang mendorong perusahaan milik negara untuk menggunakan Yuan dalam transaksi luar negeri juga memberikan sentimen positif. Langkah ini menunjukkan upaya China untuk mempercepat internasionalisasi mata uangnya dan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.
Pergerakan IHSG dan Sektoralnya
IHSG dibuka menguat dan bertahan di zona positif sepanjang sesi perdagangan. Semua sebelas sektor di Indeks Sektoral IDX-IC menguat, dengan sektor properti memimpin kenaikan sebesar 2,5 persen, diikuti sektor kesehatan (1,83 persen) dan barang konsumen non primer (1,76 persen).
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar antara lain CINT, NETV, DGNS, INET, dan FORU. Sebaliknya, saham-saham yang melemah terbesar adalah GEMA, MEJA, STTP, CITY, dan SOFA. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.286.754 transaksi dengan nilai Rp13,62 triliun. 412 saham naik, 193 saham turun, dan 201 saham stagnan.
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan positif, dengan indeks Nikkei menguat 1,89 persen, Kuala Lumpur 1,01 persen, dan Strait Times 1 persen. Namun, indeks Shanghai mengalami pelemahan 0,10 persen.
Penguatan IHSG ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan respon positif terhadap kebijakan moneter BI serta sentimen positif dari perkembangan ekonomi global. Meskipun masih ada ketidakpastian global, pasar merespon positif langkah-langkah yang diambil oleh otoritas moneter dan pemerintah.