Ancaman Tarif AS: Rupiah Diprediksi Melemah, Sentuh Rp16.550 per Dolar?
Kebijakan tarif baru Amerika Serikat yang akan berlaku mulai 2 April 2025, berpotensi membuat nilai tukar Rupiah melemah hingga Rp16.550 per dolar AS.

Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan melemah. Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif baru AS yang akan diberlakukan mulai 2 April 2025. Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, mengungkapkan potensi pelemahan ini dalam wawancara dengan ANTARA pada Senin lalu di Jakarta.
Ancaman tarif timbal balik dan sektoral yang diutarakan Presiden AS Donald Trump pada 16 Maret 2025, menjadi pemicu utama kekhawatiran pasar. Meskipun pasar masih meragukan komitmen Trump terhadap rencana tersebut, mengingat perubahan sikapnya terhadap Kanada dan Meksiko sebelumnya, potensi dampak negatifnya tetap menjadi perhatian utama.
Situasi ini diperparah dengan meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah, yang semakin menambah ketidakpastian di pasar keuangan global. Kenaikan indeks dolar AS pagi ini, mencapai area 104,10, juga turut memperkuat prediksi pelemahan Rupiah.
Potensi Pelemahan Rupiah dan Respon Pasar
Ariston Tjendra memprediksi potensi pelemahan Rupiah hingga mencapai Rp16.550 per dolar AS. Namun, ia juga menyebutkan potensi support di sekitar Rp16.400. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor, termasuk kebijakan tarif AS dan tensi geopolitik yang meningkat.
Sebagai respons atas ancaman tarif AS, Tiongkok dan Uni Eropa telah bersiap untuk memberikan balasan. Langkah-langkah yang lebih ketat diperkirakan akan diambil untuk menghadapi tarif timbal balik dari AS. Ketidakpastian ini turut berkontribusi pada kekhawatiran pasar akan dampak negatif pengenaan tarif baru tersebut.
Pada pembukaan perdagangan Senin pagi, Rupiah memang melemah sebesar 2 poin atau 0,01 persen, menjadi Rp16.504 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.502 per dolar AS. Meskipun pelemahan ini masih relatif kecil, potensi pelemahan yang lebih signifikan tetap menjadi kemungkinan yang perlu diwaspadai.
Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Ekonomi Global
Kebijakan tarif AS berpotensi memicu perang dagang global yang lebih besar. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia. Pelemahan Rupiah dapat meningkatkan biaya impor dan berdampak pada inflasi.
Pemerintah Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi potensi dampak negatif dari kebijakan tarif AS. Penguatan koordinasi kebijakan ekonomi dan diversifikasi pasar ekspor menjadi beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan.
Pasar akan terus memantau perkembangan situasi dan respons dari berbagai negara terhadap kebijakan tarif AS. Ketidakpastian yang masih ada akan terus mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah dalam beberapa waktu ke depan.
Secara keseluruhan, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya stabilitas geopolitik dan kebijakan ekonomi yang terukur dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Ketidakpastian global selalu menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia, dan kewaspadaan serta strategi yang tepat sangat diperlukan untuk menghadapinya.