Rupiah Rentan Melemah: Ancaman Kebijakan Trump dan Dampaknya pada Pasar Global
Analis memprediksi rupiah akan terus melemah terhadap dolar AS karena kebijakan kontroversial Trump yang memicu ketidakpastian ekonomi global dan mendorong investor mencari aset aman.
Jakarta, 7 Februari 2024 - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan melemah. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, menyatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama kebijakan-kebijakan kontroversial Presiden Trump yang menimbulkan ketidakpastian di pasar global.
Kebijakan Proteksionis Trump dan Dampaknya
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi pelemahan rupiah adalah kebijakan tarif impor Trump. Meskipun penundaan tarif terhadap Kanada dan Meksiko hanya bersifat sementara (30 hari), ancaman tarif tetap ada. Lebih lanjut, rencana penerapan tarif terhadap Uni Eropa (EU) karena defisit perdagangan yang besar dan pajak yang dianggap merugikan AS, semakin menambah ketidakpastian. Belum lagi, bea masuk 10 persen yang telah diberlakukan terhadap barang-barang dari Tiongkok semakin memperkeruh situasi.
"Kebijakan kenaikan Tarif Trump dikhawatirkan akan memicu kenaikan inflasi di AS, sehingga The Fed (Federal Reserve) akan membatasi pemangkasan suku bunga acuannya," ujar Ariston kepada ANTARA.
Selain tarif, rencana kontroversial lainnya, seperti mengambil alih Jalur Gaza dan Terusan Panama, serta rencana penutupan United States Agency for International Development (USAID), juga turut berkontribusi pada ketidakpastian ekonomi global. Hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan tersebut berpotensi memicu konflik ekonomi dengan negara-negara lain.
Dampak pada Pasar dan Prediksi Kurs Rupiah
Ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan Trump mendorong pelaku pasar untuk mencari aset aman, seperti dolar AS dan emas. Kondisi ini secara langsung berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah.
Ariston memprediksi, untuk hari ini, rupiah berpotensi melemah hingga Rp16.400 per dolar AS, dengan potensi support di sekitar Rp16.280 per dolar AS. Meskipun pada pembukaan perdagangan Jumat, rupiah menguat 7 poin (0,04 persen) menjadi Rp16.334 per dolar AS dari Rp16.341 per dolar AS, prediksi pelemahan tetap ada.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS saat ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan ekonomi Presiden Trump. Ancaman tarif, rencana pengambilalihan aset internasional, dan potensi konflik ekonomi internasional semuanya berkontribusi pada situasi ini. Para pelaku pasar perlu mencermati perkembangan situasi global dan kebijakan ekonomi AS untuk mengantisipasi fluktuasi kurs rupiah selanjutnya.
Meskipun terdapat penguatan sementara pada pembukaan perdagangan Jumat, prediksi pelemahan rupiah tetap perlu diwaspadai. Penting bagi investor dan pelaku usaha untuk mempertimbangkan faktor ini dalam pengambilan keputusan ekonomi mereka.