IHSG Anjlok, DEN Rekomendasikan Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, merekomendasikan pemerintah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pasca-anjloknya IHSG, menekankan pentingnya realokasi anggaran yang tepat guna.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah pada Selasa (18/3). Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, memberikan rekomendasi penting kepada Presiden Joko Widodo. Rekomendasi tersebut disampaikan setelah IHSG mengalami penurunan yang signifikan. Pertemuan dengan Presiden dilakukan di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (19/3).
Salah satu poin utama rekomendasi DEN adalah perlunya pemerintah mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Hal ini disampaikan langsung oleh Mari Elka Pangestu kepada awak media. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa belanja pemerintah, khususnya yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Jadi, ada kekhawatiran mengenai turunnya pertumbuhan sehingga rekomendasi yang penting adalah bagaimana kita menjaga pertumbuhan, termasuk realokasi anggaran yang dilakukan ini harus benar-benar membantu mendorong pertumbuhan," jelas Mari Elka Pangestu.
Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Anjloknya IHSG
Anjloknya IHSG pada Selasa lalu dipicu oleh beberapa kekhawatiran di pasar. Mari Elka mengakui adanya kekhawatiran tersebut, yang antara lain terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi. Indikator seperti penurunan impor, penurunan deposito, dan beberapa indikator lainnya menjadi faktor penyebab kekhawatiran ini. Namun, ia menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia secara umum masih relatif stabil.
"Tetapi memang ada kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul di pasar, dan itu kaitannya dengan melihat bahwa ada perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dipantau dengan impor turun, deposito turun, dan ada beberapa indikator. Jadi, ada kekhawatiran mengenai turunnya pertumbuhan," tambah Mari Elka.
Lebih lanjut, Mari Elka membantah anggapan bahwa penurunan IHSG disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak pro-pasar. Ia menjelaskan bahwa penurunan tersebut lebih disebabkan oleh persepsi ketidakjelasan dan ketidakpastian di pasar. Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan komunikasi dan transparansi untuk mengatasi kekhawatiran tersebut.
"Saya rasa bukan propasar ya, tetapi lebih kepada persepsi mereka bahwa ada ketidakjelasan yang mereka anggap menyebabkan ketidakpastian. Jadi, maka itu sebetulnya ini buat kami ini lebih banyak bagaimana kita bisa menjelaskan dengan lebih baik beberapa hal yang menjadi concern mereka," tegasnya.
Langkah Pemerintah Menangani Kekhawatiran Pasar
Sebagai respons atas situasi ini, Presiden Joko Widodo direncanakan akan menemui kalangan investor untuk mendengarkan langsung kekhawatiran mereka dan menjelaskan kebijakan-kebijakan pemerintah. Langkah ini disambut baik oleh Mari Elka Pangestu. Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk terus menjaga disiplin fiskal dan transparansi governance, khususnya terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Saya rasa Presiden sudah berulang kali menegaskan komitmen beliau untuk menjaga disiplin fiskal. Jadi, ini perlu diulang pada kali ini, dan yang terakhir mengenai governance terkait dengan BUMN," ujarnya.
Terkait kekhawatiran mengenai Danareksa, Mari Elka menjelaskan bahwa perusahaan tersebut dikelola secara profesional dan transparan. Hal ini perlu dikomunikasikan dengan baik kepada publik untuk mengurangi kekhawatiran yang ada.
"Misalnya, mengenai Danareksa bahwa itu semua akan menggunakan professional management, dan akan digunakan transparansi dan governance yang tepat. Jadi, saya rasa ini perlu dijelaskan saja sih dengan baik," pungkas Mari Elka.
Secara keseluruhan, rekomendasi DEN menekankan pentingnya menjaga pertumbuhan ekonomi, meningkatkan transparansi, dan memperkuat komunikasi pemerintah dengan pasar untuk mengatasi ketidakpastian dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.