IHSG Diprediksi Mendatar: Inflasi dan Sentimen Global Jadi Faktor Utama
Pergerakan IHSG diprediksi mendatar pada Senin, dipengaruhi rilis data inflasi Indonesia dan sentimen global terkait kebijakan tarif negara-negara maju.

IHSG Diprediksi Bergerak Sideways
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi akan bergerak mendatar pada Senin, 3 Februari 2025. Hal ini terjadi di tengah rilis data inflasi Indonesia periode Januari 2025, serta perkembangan situasi ekonomi global. Pembukaan IHSG sendiri menunjukkan pelemahan 75,50 poin atau 1,06 persen ke posisi 7.033,70, sementara Indeks LQ45 turun 11,46 poin (1,39 persen) ke posisi 812,09.
Faktor Inflasi dan Investasi
Konsensus pasar memprediksi inflasi IHK Indonesia Januari 2025 akan naik ke 1,88 persen, tertinggi dalam empat bulan terakhir. Data ini tentu menjadi perhatian utama pelaku pasar. Di sisi lain, kabar positif datang dari lonjakan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 33,3 persen (year on year/yoy) di kuartal IV-2024, mencapai rekor Rp245,8 triliun (US$ 55,33 miliar). Kenaikan ini terjadi setelah pertumbuhan 18,55 persen pada kuartal sebelumnya.
Sentimen Global yang Mempengaruhi IHSG
Secara global, tensi perdagangan masih menjadi sorotan. Pemerintah China mengancam akan membalas kebijakan tarif Presiden Donald Trump melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kanada juga ikut mengenakan tarif 25 persen pada barang-barang AS senilai 107 miliar dolar AS, sebagai respons atas kebijakan serupa dari AS. Hal ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global.
Data Ketenagakerjaan AS dan Koreksi Wall Street
Pasar juga akan mencermati data ketenagakerjaan AS pekan ini. Kinerja pasar tenaga kerja AS yang kuat dapat meningkatkan kekhawatiran inflasi dan berpotensi menekan IHSG. Sebagai catatan, indeks-indeks utama Wall Street mengalami koreksi pada Jumat, 31 Januari 2025, salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan tarif AS. Indeks Dow Jones turun 0,79 persen, S&P 500 melemah 0,51 persen, dan Nasdaq Composite turun 0,28 persen.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Bursa saham regional Asia pun menunjukkan beragam reaksi. Nikkei melemah 2,38 persen, Shanghai turun 0,06 persen, Kuala Lumpur melemah 0,21 persen, sedangkan Straits Times menguat 0,67 persen. Pergerakan ini menunjukkan kompleksitas sentimen pasar global dan pengaruhnya terhadap IHSG.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG pada hari Senin diperkirakan akan masih cenderung mendatar. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari rilis data inflasi dalam negeri, lonjakan PMA, hingga sentimen global yang cukup fluktuatif akibat kebijakan tarif internasional dan potensi dampaknya terhadap perekonomian global. Para investor perlu mencermati perkembangan data ekonomi makro baik domestik maupun global untuk mengantisipasi pergerakan IHSG selanjutnya.