Imlek 2025 di Semarang: Doa Bersama dan Tradisi Ketok Pintu Awali Perayaan
Doa bersama di Kelenteng Tay Kak Sie dan tradisi Ketok Pintu menandai dimulainya perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Pecinan Semarang, Jawa Tengah, yang diwarnai dengan tema kesetiaan dan destinasi wisata baru.
Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 di Pecinan Semarang, Jawa Tengah, dimulai dengan doa bersama dan tradisi unik Ketok Pintu. Acara yang digelar Sabtu lalu di Kelenteng Tay Kak Sie ini melibatkan Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) dan warga sekitar.
Setelah doa bersama, suasana meriah langsung terasa. Tradisi Ketok Pintu dimulai dari Kelenteng Tay Kak Sie, dengan tujuan memohon kelancaran rangkaian Pasar Imlek Semawis. Ketua Kopi Semawis, Haryanto Halim, menjelaskan bahwa rombongan akan mengunjungi sembilan kelenteng di Pecinan Semarang.
Haryanto menekankan pentingnya tradisi Ketok Pintu ini. "Tradisi Ketok Pintu ini adalah bentuk sosialisasi kepada warga, sekaligus melestarikan kearifan lokal zaman dahulu," ujarnya. Rute perjalanan dari kelenteng ke kelenteng menjadi bagian penting dari kegiatan ini.
Imlek 2025 memiliki makna spesial. Haryanto menuturkan bahwa perayaan ini bertepatan dengan kepemimpinan daerah yang baru. Tema 'kesetiaan' diangkat untuk menekankan pentingnya mendukung para pemimpin terpilih, sebagaimana hasil pesta demokrasi yang baru saja usai.
Selain itu, ada satu hal yang cukup menarik perhatian. Gang Baru di Pecinan Semarang, kini tengah direvitalisasi oleh pemerintah kota, akan menjadi destinasi wisata baru. Haryanto berharap, "Mudah-mudahan revitalisasi ini menambah pilihan wisata di Kota Semarang dan meningkatkan perekonomian warga sekitar."
Perayaan Imlek di Semarang tahun ini terlihat istimewa, dengan perpaduan tradisi leluhur dan semangat menyambut pemimpin baru serta pengembangan destinasi wisata. Ketok Pintu, lebih dari sekadar tradisi, merupakan wujud penghormatan terhadap budaya dan doa untuk keberkahan di tahun baru.
Dengan adanya revitalisasi Gang Baru, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Pecinan Semarang. Hal ini juga selaras dengan tema kesetiaan yang diusung, yaitu kesetiaan dalam mendukung pemimpin baru dan melestarikan budaya leluhur.