736 Tatung Bersihkan Kota Singkawang Jelang Cap Go Meh 2025
Sebanyak 736 Tatung di Singkawang melaksanakan ritual bersih jalan untuk mengusir penyakit dan roh jahat menjelang puncak perayaan Cap Go Meh 2025, menarik perhatian ribuan warga dan wisatawan.
![736 Tatung Bersihkan Kota Singkawang Jelang Cap Go Meh 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191714.377-736-tatung-bersihkan-kota-singkawang-jelang-cap-go-meh-2025-1.jpg)
Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kembali diramaikan oleh ritual unik menjelang perayaan Cap Go Meh 2025. Pada Senin, 11 Februari 2025, sebanyak 736 Tatung, para dukun tradisional Tionghoa, melaksanakan ritual bersih jalan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya. Ritual ini menjadi bagian penting dari perayaan Cap Go Meh, membersihkan kota dari energi negatif dan menyambut tahun baru Imlek dengan suasana suci.
Ritual Membersihkan Kota
Ritual bersih jalan ini bukan sekadar atraksi budaya. Menurut Suryadi, seorang Tatung yang telah 35 tahun mengikuti tradisi ini, "Hari ini adalah hari ke-14 Imlek dan sehari sebelum Cap Go Meh. Kita melaksanakan ritual bersih jalan untuk mengusir penyakit dan roh jahat di sekitar kita." Arak-arakan Tatung menyusuri jalan-jalan utama, mengunjungi berbagai kelenteng (Pekong) sembari melafalkan mantra-mantra suci. Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Singkawang.
Sebelum arak-arakan dimulai, para Tatung terlebih dahulu membersihkan benda-benda pusaka mereka pada hari Minggu (10/2). Suryadi menjelaskan, "Membersihkan pusaka adalah syarat penting agar ritual bersih jalan berjalan lancar." Persiapan yang matang ini menunjukkan keseriusan dan penghormatan para Tatung terhadap ritual yang mereka jalani.
Ribuan Warga Saksikan Ritual
Antusiasme masyarakat terhadap ritual ini sangat tinggi. Ribuan warga Singkawang dan sekitarnya memadati jalan-jalan untuk menyaksikan prosesi tersebut. Suasana meriah dan penuh kekaguman terlihat jelas di wajah para penonton. Keramaian diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Rabu (12/2), saat puncak perayaan Cap Go Meh berlangsung.
Demi kelancaran acara dan mengantisipasi kemacetan, aparat keamanan terpaksa menutup beberapa ruas jalan utama. Warga dan wisatawan harus rela berjalan kaki beberapa kilometer dari tempat parkir kendaraan mereka untuk menyaksikan ritual tersebut. Namun, hal ini tak menyurutkan semangat mereka.
Daya Tarik Pariwisata Singkawang
Keunikan dan keotentikan ritual Tatung menarik perhatian tidak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara. Yongki, seorang wisatawan asal Jakarta, mengungkapkan kekagumannya, "Festival Cap Go Meh di Singkawang sangat otentik dan luar biasa. Ini menjadi daya tarik utama pariwisata di kota ini." Ia bahkan membandingkan perayaan Cap Go Meh di Singkawang dengan perayaan serupa di Thailand, menyebutnya sebagai salah satu yang terbesar di dunia.
Yongki juga berharap pemerintah dapat terus mendukung dan mengembangkan festival ini dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya. Meskipun tahun ini perayaan Cap Go Meh tidak digelar secara penuh, ritual Tatung tetap mampu menjaga semarak perayaan dan daya tarik wisata Singkawang.
Pelestarian Budaya Tionghoa
Cap Go Meh di Singkawang memang dikenal sebagai perayaan terbesar di Indonesia. Ritual Tatung menjadi simbol pembersihan diri dan lingkungan dari energi negatif, sekaligus menjadi bagian penting dari upaya pelestarian budaya Tionghoa di Kalimantan Barat. Di tengah perkembangan zaman dan teknologi digital, tradisi ini tetap lestari dan diwariskan dari generasi ke generasi, menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia.
Keberadaan 736 Tatung yang berpartisipasi dalam ritual bersih jalan ini menunjukkan betapa kuatnya tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap ritual tersebut. Semoga ritual ini terus dilestarikan dan menjadi daya tarik wisata yang mampu mengangkat nama Singkawang di kancah nasional maupun internasional.