Impor Kurma Indonesia Tembus Rp335 Miliar Jelang Ramadhan
BPS mencatat impor kurma Indonesia mencapai 16,43 ribu ton senilai 20,68 juta dolar AS (Rp335 miliar) pada Januari 2025, dengan Mesir sebagai pemasok utama, meningkat menjelang Ramadhan.

Jelang Ramadhan 2025, Indonesia kedatangan tamu manis berupa kurma dalam jumlah signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor kurma pada Januari 2025 mencapai angka yang cukup fantastis: 16,43 ribu ton, setara dengan 20,68 juta dolar AS atau sekitar Rp335 miliar (dengan kurs Rp16.200).
Lonjakan Impor Menjelang Ramadhan
Data BPS menunjukkan lonjakan impor kurma ini terjadi dua bulan sebelum Ramadhan. Tren peningkatan impor kurma menjelang bulan suci ini memang sudah menjadi hal yang biasa. Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa peningkatan ini merupakan hal yang lumrah, seiring dengan meningkatnya permintaan kurma di pasar domestik.
Jika dibandingkan dengan bulan Desember 2024, impor kurma mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada bulan Desember, impor kurma hanya mencapai 10,5 ribu ton. Artinya, terjadi peningkatan impor lebih dari 5 ribu ton hanya dalam waktu satu bulan.
Mesir sebagai Pemasok Utama
Dari mana asal kurma-kurma tersebut? Mesir menjadi negara pemasok terbesar, menyumbang 10,15 ribu ton atau sekitar 61,8 persen dari total impor kurma Indonesia. Posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Arab Saudi (1,88 ribu ton atau 11,42 persen) dan Uni Emirat Arab (1,76 ribu ton atau 10,71 persen).
Surplus Dagang Indonesia
Meskipun impor kurma mengalami peningkatan, Indonesia tetap mencatatkan surplus perdagangan pada Januari 2025. BPS mencatat surplus sebesar 3,45 miliar dolar AS, hasil dari ekspor senilai 21,45 miliar dolar AS dikurangi impor sebesar 18 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/m-to-m) sebesar 1,21 miliar dolar AS, dan peningkatan secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 1,45 miliar dolar AS.
Analisis Impor Kurma
Peningkatan impor kurma menjelang Ramadhan menunjukkan tingginya permintaan masyarakat Indonesia terhadap buah manis ini. Hal ini bisa dikaitkan dengan tradisi berbuka puasa dan berbagai kegiatan keagamaan selama Ramadhan. Permintaan yang tinggi ini mendorong para importir untuk meningkatkan pasokan kurma ke pasar Indonesia.
Pemerintah perlu memperhatikan hal ini untuk memastikan ketersediaan kurma di pasaran dengan harga yang terjangkau. Di sisi lain, peningkatan impor juga perlu diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan produksi kurma dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan pada impor.
Kesimpulan
Impor kurma Indonesia yang signifikan menjelang Ramadhan 2025 menunjukkan tingginya permintaan pasar domestik. Mesir menjadi pemasok utama, diikuti oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Meskipun impor meningkat, Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan pada Januari 2025. Ke depan, perlu ada strategi untuk menyeimbangkan impor dengan upaya peningkatan produksi kurma dalam negeri.