Mentan Ungkap Adanya Pihak Asing yang Ingin Indonesia Tetap Impor Beras
Menteri Pertanian mengungkapkan adanya upaya dari pihak luar negeri untuk mencegah Indonesia mencapai swasembada beras melalui impor.

Jakarta, 27 April 2024 - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan adanya upaya dari pihak luar negeri yang ingin Indonesia terus bergantung pada impor beras dan menghambat pencapaian swasembada pangan. Pernyataan ini disampaikan Mentan saat ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian di Jakarta.
Mentan menjelaskan bahwa tidak ada satu pun negara eksportir yang menginginkan Indonesia mencapai swasembada beras. Hal ini diungkapkannya sebagai tanggapan atas pernyataan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengenai laporan dari lembaga di Amerika Serikat, US Department of Agriculture (USDA), yang menyebutkan peningkatan signifikan produksi beras Indonesia. Menurut Mentan, peningkatan produksi beras Indonesia ini mengecewakan para eksportir beras karena mengurangi peluang ekspor mereka ke Indonesia.
Pernyataan Mentan ini diperkuat oleh data stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang mencapai 3,18 juta ton, angka tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Meskipun fenomena ini dinilai wajar dalam dunia perdagangan, Mentan menegaskan bahwa negara-negara eksportir beras ingin Indonesia tetap menjadi pasar impor, bukan negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Upaya Menghambat Swasembada Beras Indonesia
Wamentan Sudaryono dalam rapat tersebut juga menyampaikan bahwa ada lembaga di Amerika Serikat yang mengungkapkan kondisi perberasan dunia, di mana Indonesia dinilai semakin kuat, sementara Thailand dan negara tetangga merasa kecewa. Setiap tahun, menurut Wamentan, ada pihak-pihak yang selalu berharap Indonesia tetap mengimpor beras.
Namun, pemerintah Indonesia, sesuai arahan Presiden, menargetkan tidak akan mengimpor beras, jagung, garam konsumsi, dan gula konsumsi pada tahun ini. Target ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada pangan.
Meskipun demikian, data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga November 2024 menunjukkan bahwa Indonesia telah mengimpor sekitar 3,85 juta ton beras, meningkat 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Impor tersebut terutama berasal dari Thailand, Vietnam, dan Myanmar.
Pada awal 2025, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk tidak mengimpor beras guna mendorong swasembada pangan. Sebagai gantinya, Perum Bulog menargetkan pengadaan tiga juta ton beras dari produksi dalam negeri, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Ancaman Terhadap Swasembada Pangan Indonesia
Pernyataan Mentan dan Wamentan ini menyoroti ancaman terhadap upaya Indonesia untuk mencapai swasembada pangan, khususnya beras. Adanya pihak luar negeri yang berupaya mempertahankan pasar impor di Indonesia menunjukkan betapa pentingnya upaya pemerintah untuk memperkuat produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Peningkatan produksi beras dalam negeri menjadi kunci keberhasilan program swasembada pangan. Pemerintah perlu terus mendukung petani melalui berbagai program peningkatan produktivitas dan infrastruktur pertanian. Selain itu, perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap impor beras untuk mencegah praktik-praktik yang merugikan petani lokal.
Swasembada pangan merupakan isu strategis yang berkaitan dengan ketahanan nasional. Keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada beras akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
Upaya untuk mencapai swasembada pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Ke depan, pemerintah perlu memperkuat strategi dan kebijakan untuk memastikan keberlanjutan produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada impor. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani Indonesia.