Indeks Literasi Al-Qur'an Sulbar 63%, Kemenag Dorong Guru PAI Jadi Duta Moderasi Beragama
Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sulbar mendorong Guru PAI untuk menjadi duta moderasi beragama sekaligus memberantas buta aksara Al-Qur'an.

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Barat secara aktif mendorong guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk menjadi duta moderasi beragama. Inisiatif ini merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Agama yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan pemahaman yang rasional dalam masyarakat. Langkah ini diambil mengingat pentingnya peran guru PAI dalam membentuk karakter generasi muda yang berilmu dan berakhlak.
Dorongan ini disampaikan oleh Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Adnan Nota, di Polewali Mandar, dalam sebuah kegiatan peningkatan kompetensi dan moderasi beragama guru PAI Angkatan I Kabupaten Polewali Mandar. Acara tersebut dilaksanakan pada hari Senin, menandai komitmen Kemenag Sulbar dalam memperkuat kapasitas para pendidik agama. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan bekal yang cukup bagi guru PAI untuk menjalankan peran ganda mereka.
Selain menjadi duta moderasi beragama, guru PAI juga diamanatkan untuk fokus pada penyelesaian masalah buta aksara Al-Qur'an di seluruh tingkatan pendidikan. Program ini menjadi krusial mengingat hasil penelitian tahun 2023 menunjukkan bahwa indeks literasi Al-Qur'an di Sulawesi Barat masih berada di angka 63 persen. Angka ini mengindikasikan bahwa masih banyak umat Islam yang belum mampu membaca dan menulis Al-Qur'an, menjadi pekerjaan besar bagi Kanwil Kemenag Sulbar.
Memperkuat Moderasi Beragama melalui Guru PAI
Moderasi beragama telah menjadi salah satu program prioritas utama Kementerian Agama yang terus digaungkan di seluruh jajaran ASN. Kepala Kanwil Kemenag Sulbar, Adnan Nota, menekankan bahwa ciri-ciri individu yang moderat salah satunya adalah memiliki tingkat toleransi yang sangat tinggi. Semakin tinggi pemahaman seseorang tentang konsep moderasi, semakin nyata pula penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, menciptakan harmoni dalam masyarakat.
Adnan Nota menambahkan bahwa ciri lain dari orang yang moderat adalah kemampuan berpikir secara rasional dan memiliki narasi yang baik. Ia menggarisbawahi bahwa semakin tinggi ilmu seseorang, semakin bijak pula cara bertingkah lakunya. Hal ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya tentang toleransi, tetapi juga tentang kedalaman ilmu dan kebijaksanaan dalam bersikap, yang harus dicontohkan oleh para guru PAI.
Penguatan ini sangat relevan mengingat peran strategis guru PAI dalam membentuk pandangan keagamaan siswa. Dengan menjadi teladan dalam moderasi beragama, guru PAI dapat menanamkan nilai-nilai inklusivitas dan pemahaman yang benar tentang ajaran agama. Ini akan membantu mencegah penyebaran paham radikal dan ekstrimisme di kalangan generasi muda, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan damai.
Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur'an sebagai Prioritas
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Sulbar, Syamsul, menyampaikan bahwa Direktorat Pendidikan Agama Islam Kementerian Agama terus mendorong program-program prioritas agar berjalan efektif. Salah satu fokus utama adalah penyelesaian masalah buta aksara Al-Qur'an di seluruh tingkatan pendidikan, yang menjadi tantangan besar di Sulawesi Barat.
Syamsul menjelaskan bahwa target akhir program ini bukan hanya guru agama, melainkan bagaimana mendorong seluruh siswa di semua tingkatan agar bebas dari buta aksara Al-Qur'an. Pihak Kemenag Sulbar telah melakukan asesmen terhadap seluruh guru PAI di Sulawesi Barat untuk memetakan kondisi literasi Al-Qur'an. Pemetaan ini penting untuk merancang strategi yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut.
Secara nasional, program pemberantasan buta aksara Al-Qur'an akan dijalankan di seluruh Indonesia dengan pendampingan asesor dari Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ). Syamsul menegaskan bahwa guru PAI harus menjadi pendongkrak indeks moderasi beragama sekaligus memberantas buta aksara Al-Qur'an. Kegiatan peningkatan kompetensi ini dirancang untuk mencapai kedua tujuan tersebut secara simultan, memberikan dampak nyata bagi masyarakat Sulawesi Barat.
Membentuk Generasi Berilmu dan Moderat
Kegiatan peningkatan kompetensi yang diikuti oleh guru-guru PAI dari berbagai jenjang pendidikan ini diharapkan menjadi momentum penting. Ini adalah kesempatan untuk mempercepat program literasi Al-Qur'an di Sulawesi Barat, yang merupakan fondasi penting bagi pemahaman agama yang benar. Peningkatan kemampuan membaca dan memahami Al-Qur'an akan secara langsung berkontribusi pada peningkatan kualitas keagamaan masyarakat.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkuat peran guru PAI dalam membentuk generasi yang berilmu, berakhlak, dan moderat. Guru PAI memiliki posisi strategis sebagai garda terdepan dalam pendidikan karakter dan keagamaan. Dengan bekal yang memadai, mereka dapat membimbing siswa untuk tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moral yang baik dan pandangan keagamaan yang moderat.
Melalui sinergi antara program moderasi beragama dan pemberantasan buta aksara Al-Qur'an, Kanwil Kemenag Sulbar berupaya menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Harapannya, upaya ini akan melahirkan generasi penerus yang tidak hanya cakap dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang komprehensif, toleran, dan mampu berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa.