Indonesia dan Thailand Sepakati Kemitraan Strategis, Buka Peluang Investasi Baru
Indonesia dan Thailand resmi meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis, membuka peluang investasi dan kerja sama ekonomi yang lebih luas di berbagai sektor.

Indonesia dan Thailand resmi meningkatkan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis. Kesepakatan ini diumumkan setelah pertemuan Komisi Bersama Kerja Sama Bilateral (JCM) ke-10 di Bangkok pada Jumat, 3 Mei 2024, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dan Menlu Thailand, Maris Sangiampongsa. Pertemuan tersebut juga menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara yang terjalin sejak 7 Maret 1950.
Kesepakatan ini menandai babak baru dalam hubungan kedua negara. Menlu Sugiono menyatakan bahwa peningkatan hubungan bilateral menjadi kemitraan strategis mencerminkan hubungan yang semakin erat dan visi bersama untuk berkontribusi lebih besar bagi kawasan. Langkah konkret yang akan diambil adalah pembentukan kelompok kerja bersama untuk menyusun peta jalan kemitraan strategis dan mengidentifikasi sektor prioritas untuk hasil konkret pada kunjungan tingkat tinggi selanjutnya.
Tidak hanya peningkatan hubungan diplomatik, pertemuan ini juga menghasilkan kesepakatan konkret di bidang ekonomi. Indonesia dan Thailand sepakat memperluas akses pasar bagi produk Indonesia dari sektor pertanian, perikanan, dan UMKM. Menlu Sugiono juga menyambut minat investor Thailand untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan strategis Indonesia dan mendorong penjajakan kerja sama baru di bidang transisi energi hijau.
Kerja Sama Ekonomi dan Perlindungan WNI
Dalam sektor ekonomi, kesepakatan untuk memperluas akses pasar produk Indonesia menunjukkan komitmen nyata kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan investasi bilateral. Minat investor Thailand untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Indonesia juga menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi ekonomi Indonesia.
Selain itu, kerja sama di bidang transisi energi hijau merupakan langkah penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Kerja sama ini dapat membuka peluang bagi Indonesia dan Thailand untuk mengembangkan teknologi dan infrastruktur energi terbarukan.
Pertemuan JCM ke-10 juga membahas isu penting lainnya, yaitu perlindungan warga negara dan pencegahan serta penegakan hukum tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Kedua Menlu menegaskan komitmen untuk memperkuat kerja sama dalam hal ini. Menlu Sugiono mengapresiasi dukungan Pemerintah Thailand dalam pemulangan WNI korban TPPO dan menekankan pentingnya kolaborasi untuk memberantas kejahatan transnasional ini.
Isu Kawasan dan Global
Tidak hanya fokus pada isu bilateral, Menlu Sugiono dan Sangiampongsa juga bertukar pandangan mengenai isu kawasan dan global. Pertemuan tersebut membahas penguatan peran ASEAN dalam stabilitas regional dan perdamaian di Myanmar, serta perkembangan situasi di Palestina. Hal ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk berperan aktif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas regional dan internasional.
Pertemuan JCM ke-10 di Bangkok menjadi tonggak penting dalam hubungan Indonesia dan Thailand. Menlu Sugiono menilai pertemuan ini sebagai fondasi baru bagi hubungan kedua negara yang lebih kokoh, luas, dan strategis. Kesepakatan kemitraan strategis ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi kedua negara dan memperkuat kerja sama di berbagai bidang.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara akan membentuk kelompok kerja untuk menyusun peta jalan kemitraan strategis dan mengidentifikasi sektor prioritas. Hal ini menunjukkan keseriusan kedua negara untuk mewujudkan kemitraan strategis yang saling menguntungkan.
Secara keseluruhan, pertemuan JCM ke-10 telah menghasilkan berbagai kesepakatan penting yang akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Thailand di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, perlindungan WNI, hingga isu kawasan dan global. Kemitraan strategis ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dan membawa manfaat bagi kedua negara di masa depan.