Indonesia Dorong Kolaborasi OKI dalam Pengembangan AI Inklusif
Indonesia siap berkolaborasi dengan negara anggota OKI untuk membangun ekosistem AI yang inklusif dan berkelanjutan di berbagai sektor strategis.

Indonesia menyatakan kesiapannya untuk menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam membangun ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang kuat. Hal ini bertujuan untuk mendorong kemajuan teknologi yang inklusif dan adil di seluruh dunia Islam. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, menyampaikan komitmen ini pada pertemuan tingkat menteri di Tehran, Iran. Indonesia melihat AI sebagai kunci untuk mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif.
Menurut Yuliarto, Indonesia siap menjadi mitra strategis dalam mengembangkan ekosistem AI yang inovatif dan berkelanjutan. Kemitraan ini diharapkan dapat membawa dunia Islam ke era baru yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang inklusif dan adil. Pemanfaatan AI di berbagai sektor strategis diharapkan dapat mengatasi tantangan global seperti ketahanan pangan dan perubahan iklim.
Dalam pertemuan tersebut, Yuliarto juga memaparkan perspektif dan strategi Indonesia dalam memanfaatkan AI di berbagai sektor nasional utama. AI bukan hanya teknologi futuristik, tetapi juga kunci untuk mempercepat transformasi sosial dan ekonomi yang inklusif. Indonesia memandang AI sebagai alat strategis untuk membangun ketahanan pangan, memperluas akses ke layanan kesehatan, mempromosikan energi terbarukan, dan hilirisasi sumber daya alam secara berkelanjutan.
AI untuk Ketahanan Pangan dan Pertanian Presisi
Yuliarto menjelaskan bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk membantu mengatasi tantangan terkait pertumbuhan populasi dan perubahan iklim, yang keduanya sangat penting untuk memastikan ketahanan pangan. Mesin dan peralatan pertanian yang didukung AI memungkinkan petani untuk memantau kondisi lahan dan tanaman mereka secara real time, sehingga memungkinkan praktik pertanian yang lebih efisien.
"AI mendukung pertanian presisi, pemantauan tanaman, analisis tanah, dan optimalisasi rantai pasokan. Sistem berbasis AI dapat meningkatkan produktivitas pertanian, menurunkan kerugian pasca panen, dan membangun sistem pangan yang lebih tahan terhadap tantangan lingkungan," ujarnya.
Pemanfaatan AI dalam pertanian presisi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi dampak lingkungan. Dengan pemantauan yang akurat dan analisis data yang mendalam, petani dapat mengambil keputusan yang lebih tepat untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi penggunaan sumber daya.
Telemedicine dan Akses Layanan Kesehatan
Dalam sektor kesehatan, Yuliarto menegaskan bahwa menawarkan layanan telemedicine yang andal dan didukung AI dapat membantu mengatasi hambatan dalam menjangkau penduduk di daerah terpencil atau terisolasi tanpa mengurangi akurasi diagnostik. Teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah seputar kurangnya infrastruktur dan tenaga kesehatan, terutama di daerah yang kurang terlayani.
"Teknologi ini dapat membantu mengatasi masalah seputar kurangnya infrastruktur dan tenaga kesehatan, terutama di daerah yang kurang terlayani," katanya.
Penggunaan AI dalam telemedicine memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat, serta memberikan akses ke layanan kesehatan bagi mereka yang sebelumnya sulit dijangkau. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Energi Terbarukan dan Hilirisasi Sumber Daya Alam
Yuliarto juga membahas pengembangan energi terbarukan, menekankan bahwa AI dapat mengoptimalkan konversi energi matahari, panas bumi, dan angin menjadi listrik melalui sistem jaringan pintar. AI dapat memungkinkan pemrosesan mineral dan bahan mentah lainnya yang lebih efisien dan ramah lingkungan, meletakkan dasar bagi sektor manufaktur yang lebih kompetitif.
Mengenai hilirisasi sumber daya alam, ia menggarisbawahi bahwa AI dapat memungkinkan pemrosesan mineral dan bahan mentah lainnya yang lebih efisien dan ramah lingkungan, meletakkan dasar bagi sektor manufaktur yang lebih kompetitif.
Dengan memanfaatkan AI dalam pengembangan energi terbarukan dan hilirisasi sumber daya alam, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hal ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing industri nasional.
Sebagai penutup, kolaborasi antara Indonesia dan negara-negara anggota OKI dalam pengembangan AI inklusif memiliki potensi besar untuk membawa manfaat bagi seluruh dunia Islam. Dengan memanfaatkan teknologi ini secara strategis, negara-negara Islam dapat mengatasi berbagai tantangan dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan di berbagai sektor.