AI: Kekuatan Transformasi Inklusif dan Berkelanjutan di Indonesia
Peneliti Katadata Insight Center (KIC) Gundy Cahyadi mengungkapkan potensi besar AI untuk mendorong transformasi ekonomi inklusif dan berkelanjutan di Indonesia melalui kolaborasi pemerintah, industri, dan masyarakat.
Jakarta, 7 Februari 2024 - Direktur Riset Katadata Insight Center (KIC), Gundy Cahyadi, menyatakan kecerdasan buatan (AI) berpotensi menjadi penggerak utama transformasi ekonomi Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini, menurutnya, dapat terwujud melalui kolaborasi kuat antara pemerintah, sektor industri, dan masyarakat.
Dalam paparan risetnya, "Kedaulatan AI untuk Memberdayakan Indonesia" Gundy menekankan bahwa meskipun Indonesia masih dalam tahap pengembangan AI, potensi ini justru menjadi peluang besar. Indonesia dapat belajar dari pengalaman negara lain, baik dalam hal teknologi maupun regulasi AI.
Potensi AI di Indonesia dan Tantangannya
Studi KIC yang melibatkan 1.255 responden dan wawancara mendalam dengan para ahli menunjukkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap AI cukup tinggi. Meskipun pemahaman teknis masih terbatas, optimisme terhadap masa depan AI cukup signifikan. Indonesia memiliki beberapa keunggulan, termasuk populasi usia produktif yang melek digital, ekosistem digital yang dinamis, dan posisi ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Gundy mendorong ekosistem digital Indonesia untuk berkontribusi aktif dalam perkembangan AI global.
Laporan tersebut merekomendasikan pengembangan teknologi AI secara mandiri. Pemanfaatan AI dinilai krusial untuk mendorong pembangunan nasional, mempercepat pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat industri digital. Peran sektor swasta juga sangat penting dalam membangun ekosistem AI di dalam negeri, sejalan dengan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA) yang menekankan kedaulatan AI.
Perkembangan Pesat AI dan Dampaknya
KIC mencatat perkembangan AI yang pesat, khususnya pada tahun 2023 dengan munculnya AI generatif. Aplikasi seperti ChatGPT telah memperluas akses masyarakat terhadap AI, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. AI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi di berbagai sektor.
Pemerintah Indonesia telah memanfaatkan AI untuk menciptakan mesin ekonomi baru, mendorong pertumbuhan ekonomi menuju visi Indonesia Emas 2045 dengan target Pendapatan Nasional Bruto (GNI) per kapita mencapai 30.300 dolar AS. Kolaborasi yang erat antara berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan pengembangan dan pemanfaatan AI di Indonesia.
Kesimpulan
Kesimpulannya, AI memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Namun, keberhasilannya bergantung pada kolaborasi yang efektif antara pemerintah, industri, dan masyarakat. Pengembangan teknologi AI secara mandiri dan pemanfaatannya yang bijak menjadi kunci untuk meraih manfaat maksimal dari teknologi ini.