Sony Subrata: Indonesia Butuh Strategi Jitu Bangun Ekosistem AI
Pendiri A3I, Sony Subrata, mendesak pemerintah Indonesia untuk segera membuat strategi konkret dalam membangun ekosistem AI agar mampu bersaing di era digital, termasuk peningkatan SDM dan kolaborasi lintas sektor.
![Sony Subrata: Indonesia Butuh Strategi Jitu Bangun Ekosistem AI](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220235.693-sony-subrata-indonesia-butuh-strategi-jitu-bangun-ekosistem-ai-1.jpg)
Jakarta, 7 Februari 2024 - Indonesia harus segera memiliki strategi konkret untuk membangun ekosistem kecerdasan buatan (AI) agar bisa bersaing dengan negara lain di era digital. Hal ini ditekankan oleh Sony Subrata, pendiri Artificial Intelligence Implementation Initiative (A3I).
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat lalu, Sony Subrata menekankan pentingnya strategi komprehensif. Negara-negara maju, katanya, telah menyiapkan strategi yang tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi, tetapi juga investasi infrastruktur, pendidikan, dan insentif bagi sektor swasta. "Jika Indonesia ingin bersaing, strategi serupa harus segera diimplementasikan," tegasnya.
Kesiapan SDM: Kunci Sukses Implementasi AI
Sony Subrata, yang juga menjabat sebagai Komisaris Semen Indonesia Group (SIG), mengingatkan bahwa keterlambatan adopsi AI akan memperlebar kesenjangan ekonomi dan teknologi dengan negara lain. Salah satu faktor kunci keberhasilan implementasi AI adalah sumber daya manusia (SDM) yang siap beradaptasi.
Berbeda dengan negara maju yang telah mengintegrasikan pelatihan AI ke dalam kurikulum sekolah dan universitas, edukasi AI di Indonesia masih sangat terbatas. "Kita perlu meningkatkan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan AI. Tanpa tenaga kerja yang siap, AI hanya akan dinikmati segelintir orang," ujarnya.
A3I: Dorongan Implementasi AI di Indonesia
Melihat pentingnya AI bagi masa depan Indonesia, Sony Subrata menjelaskan peran A3I sebagai platform yang fokus pada implementasi AI di berbagai sektor. A3I, sebuah gerakan masyarakat, bertujuan memberikan masukan kepada pemerintah dalam perencanaan dan implementasi AI, terutama pada periode krusial 2025-2045.
Sony Subrata menyebut periode tersebut sebagai penentu apakah Indonesia akan menjadi pemain utama atau hanya pasar bagi teknologi asing. Melalui A3I, berbagai pemangku kepentingan dapat berkolaborasi untuk menciptakan kebijakan yang mendukung inovasi dan implementasi AI yang lebih luas.
Ekosistem AI: Keharusan untuk Daya Saing Global
Tanpa ekosistem AI yang kuat, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi asing tanpa daya saing global. "Saatnya Indonesia mengambil langkah maju dan memastikan AI menjadi motor penggerak inovasi nasional," kata Sony Subrata. Ia optimistis bahwa dengan strategi tepat, kolaborasi lintas sektor, dan regulasi yang mendukung, AI akan membawa perubahan positif dan membuka peluang bagi generasi mendatang untuk bersaing di era digital.
Kesimpulannya, bangun ekosistem AI yang kuat menjadi keharusan bagi Indonesia. Hal ini membutuhkan strategi yang komprehensif, investasi yang besar, dan peningkatan kapasitas SDM. Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan potensi AI untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.