Indonesia Evaluasi Perjanjian CEPA dengan Australia, Fokus pada Mineral Kritis
Pemerintah Indonesia akan mengevaluasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Australia, dengan fokus pada peningkatan kerja sama di bidang mineral kritis untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik.

Jakarta, 15 Mei 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan evaluasi menyeluruh terhadap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) antara Indonesia dan Australia. Pengumuman ini disampaikan setelah mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Jakarta. Evaluasi ini merupakan langkah penting mengingat CEPA yang ditandatangani pada tahun 2020 telah memasuki periode evaluasi lima tahunan.
Airlangga Hartarto menyatakan, "Dalam lima tahun, CEPA harus dievaluasi, dan tahun ini adalah waktunya." Evaluasi ini akan mencakup isu-isu strategis baru, terutama peningkatan kerja sama di sektor mineral kritis. Australia memiliki sumber daya lithium dan mangan yang signifikan, dan Indonesia saat ini mengimpor sekitar 80 ribu ton lithium dari Australia untuk diolah di Morowali, Sulawesi Tengah.
Kerja sama di bidang mineral kritis ini sangat relevan dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Peningkatan kerja sama diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam industri EV yang sedang berkembang pesat.
Peningkatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Australia
Menteri Hartarto juga menyampaikan bahwa sejak penandatanganan CEPA pada tahun 2020, perdagangan antara kedua negara telah meningkat hingga 100 persen. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dapat terus dikembangkan melalui evaluasi dan penyesuaian CEPA.
Selain mineral kritis dan perdagangan, Australia juga memberikan dukungan terhadap program Indonesia, seperti Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Lebih lanjut, Australia mendukung keanggotaan Indonesia dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Dukungan ini mencerminkan komitmen Australia untuk memperkuat hubungan ekonomi dan kerja sama pembangunan dengan Indonesia.
Kunjungan Resmi Perdana Menteri Australia
Pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Albanese di Istana Merdeka juga membahas berbagai aspek kerja sama bilateral, regional, dan global. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya peningkatan kerja sama bilateral di bidang perdagangan, pertahanan, pendidikan, dan transisi energi bersih.
Presiden Joko Widodo juga menyampaikan pentingnya hubungan kerja sama Indonesia-Australia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Beliau mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Albanese sebagai Perdana Menteri Australia.
"Saya juga ingin secara pribadi mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Bapak sebagai Perdana Menteri Australia dan kemenangan bersejarah partai Bapak dalam pemilihan parlemen," ujar Presiden Joko Widodo.
Evaluasi CEPA ini diharapkan dapat menghasilkan kerangka kerja sama yang lebih komprehensif dan saling menguntungkan bagi kedua negara, khususnya dalam menghadapi tantangan dan peluang di era globalisasi.
Kesimpulan: Evaluasi CEPA antara Indonesia dan Australia menandai komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya di sektor mineral kritis dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kedua negara.