Indonesia Perkuat Kerja Sama Internasional dalam Penanggulangan Terorisme, Fokus pada Anak
Indonesia, dalam pertemuan dengan Inggris, menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam menangani anak yang terasosiasi dengan terorisme, termasuk pencegahan, rehabilitasi, dan penegakan hukum.
Indonesia tengah gencar memperkuat kerja sama internasional dalam melawan terorisme, khususnya dalam penanganan anak yang terlibat atau terasosiasi dengan kelompok teroris. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Pol. Eddy Hartono, dalam Pertemuan Ke-3 Joint Working Group on Counter Terrorism (JWG on CT) bersama Inggris di Jakarta, Senin kemarin.
Inisiatif penanganan anak yang terasosiasi dengan terorisme ini pertama kali diusung Indonesia pada Sidang Ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (CCPCJ) di Wina, Austria, Mei 2024. Indonesia mengusulkan tiga pendekatan utama: pencegahan anak dari kekerasan kelompok teroris, rehabilitasi dan reintegrasi anak yang terasosiasi, serta jaminan keadilan bagi anak melalui pendekatan berbasis hak. Komitmen ini menunjukkan prioritas Indonesia dalam melindungi anak-anak dari bahaya terorisme.
Menurut Komjen Pol. Eddy Hartono, upaya ini merupakan bagian dari strategi Indonesia untuk mendorong inisiatif regional dan multilateral dalam penanggulangan terorisme. Ia menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam menjaga keamanan global, karena penanggulangan terorisme bukan hanya tanggung jawab satu negara saja, melainkan tanggung jawab bersama.
Hal senada disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen Inggris, Catherine West MP. Ia menyoroti kesamaan strategi kontra-terorisme antara Indonesia dan Inggris, khususnya penekanan pada pencegahan. Catherine West MP memuji keberhasilan Indonesia dalam mencegah serangan teroris selama dua tahun terakhir, yang menurutnya merupakan hasil dedikasi BNPT dan seluruh pemangku kepentingan.
Kerja sama Indonesia-Inggris dalam kontra-terorisme telah berjalan sejak 2021. Program-program yang telah disepakati antara lain pengembangan Halfway House untuk mantan narapidana teroris, peningkatan kapasitas, tindak lanjut resolusi Children Associated with Terrorism, dan dukungan Inggris untuk I-Khub BNPT RI. Penguatan kerja sama ini diharapkan dapat memastikan keberlanjutan dan efektivitas program-program tersebut.
Catherine West MP juga menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh dalam kontra-terorisme, dengan pencegahan sebagai langkah paling efektif. Ia menuturkan, "Kita punya banyak kesamaan dalam pendekatan melawan terorisme seperti bagaimana mencegah atau menghambat aksi teroris, hukuman terhadap para pelaku, bagaimana mencegah individu yang berisiko terpapar, bagaimana kita merehabilitasi mereka, serta bagaimana mendukung para korban." Pernyataan ini menunjukkan sinergi yang kuat antara kedua negara dalam menghadapi ancaman terorisme.
Secara keseluruhan, pertemuan JWG on CT ini menegaskan kembali komitmen Indonesia dan Inggris dalam memberantas terorisme. Fokus pada penanganan anak yang terasosiasi dengan terorisme menunjukkan pendekatan yang holistik dan berorientasi pada masa depan, yaitu mencegah generasi mendatang dari bahaya ekstrimisme dan terorisme.
Keberhasilan kerja sama ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam membangun kerja sama yang efektif dalam penanggulangan terorisme, khususnya dalam melindungi anak-anak dari ancaman terorisme.