BNPT Dorong Sinergi Penanganan Anak Terdampak Terorisme
BNPT menekankan pentingnya sinergi dan pemahaman bersama dalam menangani anak-anak yang menjadi korban, saksi, atau pelaku tindak pidana terorisme, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital.
![BNPT Dorong Sinergi Penanganan Anak Terdampak Terorisme](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191715.707-bnpt-dorong-sinergi-penanganan-anak-terdampak-terorisme-1.jpg)
Jakarta, 11 Februari 2025 - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan pentingnya kolaborasi dan kesamaan persepsi dalam menangani anak-anak yang terlibat dalam kasus terorisme. Hal ini disampaikan Kepala BNPT, Komjen Pol. Eddy Hartono, menekankan perlunya pendekatan tepat untuk melindungi anak-anak yang menjadi korban, saksi, atau bahkan pelaku tindak pidana terorisme.
Menurut Komjen Pol. Eddy Hartono, sinergi antar kementerian dan lembaga sangat krusial. "Berbagai kementerian dan lembaga terkait diharapkan memiliki kesamaan pemikiran, pola, dan tindakan dalam menangani isu ini," ujarnya dalam konfirmasi di Jakarta. Pendekatan yang terpadu dan konsisten, menurutnya, akan memaksimalkan perlindungan bagi anak-anak yang rentan.
Implementasi Peraturan Pemerintah
Kerja sama yang solid juga akan mendukung implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2021 tentang Perlindungan Khusus bagi Anak. Kepala BNPT menekankan pentingnya pemahaman dan implementasi maksimal PP tersebut oleh seluruh pemangku kebijakan. Hal ini memastikan perlindungan optimal bagi anak-anak yang terdampak terorisme.
Lebih lanjut, Eddy Hartono juga mengingatkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi, khususnya di dunia digital. Generasi muda saat ini sangat dekat dengan media sosial, sehingga mereka rentan terhadap propaganda kelompok ekstremis. Kebijakan yang adaptif terhadap perkembangan zaman sangat diperlukan untuk menanggulangi ancaman ini.
Tantangan Dunia Digital
"Kecenderungan generasi muda dekat dengan media sosial dapat meningkatkan kerentanan mereka terhadap propaganda berbagai kelompok ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah kepada terorisme," tutur Eddy. Oleh karena itu, strategi penanganan anak dalam kasus terorisme harus mempertimbangkan faktor digital dan perkembangan teknologi terkini.
Lokakarya Peningkatan Keterampilan Kepemimpinan
Untuk mendorong sinergi dan pemahaman bersama, BNPT baru-baru ini menyelenggarakan Ilmu Komunikasi: Lokakarya Peningkatan Keterampilan Kepemimpinan 'Mencapai keunggulan dalam pemajuan hak-hak anak' di Cianjur, Bogor, Jawa Barat. Lokakarya yang berlangsung selama dua hari, 6-7 Februari 2025, ini merupakan kerja sama dengan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan pemerintah Kanada.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan dalam menangani anak-anak yang terdampak terorisme. Dengan pemahaman yang sama dan strategi yang terkoordinasi, diharapkan perlindungan anak dalam konteks terorisme dapat ditingkatkan secara signifikan. BNPT berkomitmen untuk terus berupaya melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman terorisme dan dampak negatifnya.
Kesimpulan
Penanganan anak dalam kasus terorisme membutuhkan pendekatan holistik dan kolaboratif. Sinergi antar lembaga, pemahaman yang sama terhadap peraturan yang berlaku, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi digital menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi anak-anak yang rentan terhadap dampak terorisme. Komitmen dan kerja keras semua pihak sangat diperlukan untuk memastikan masa depan anak-anak Indonesia tetap aman dan terlindungi.