Insentif Perusahaan Ramah Lingkungan: Usulan Ibas untuk Indonesia Asri
Wakil Ketua MPR, Edhie Baskoro Yudhoyono, mengusulkan insentif bagi perusahaan yang menjaga lingkungan dan sanksi tegas bagi yang melanggar, demi menciptakan Indonesia yang asri dan berkelanjutan.
![Insentif Perusahaan Ramah Lingkungan: Usulan Ibas untuk Indonesia Asri](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230312.607-insentif-perusahaan-ramah-lingkungan-usulan-ibas-untuk-indonesia-asri-1.jpg)
Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, mengusulkan pemberian insentif kepada perusahaan-perusahaan yang aktif menjaga kelestarian lingkungan. Usulan ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi XII DPR RI bersama Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, pada Rabu (5/2) di Jakarta. Selain insentif, Ibas juga menekankan pentingnya sanksi tegas bagi perusahaan yang melanggar regulasi lingkungan.
Insentif dan Sanksi: Kunci Lingkungan Berkelanjutan
Ibas menjelaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting dalam pengelolaan lingkungan, khususnya sampah. Menurutnya, memberikan insentif kepada perusahaan yang telah memenuhi standar lingkungan akan mendorong praktik-praktik berkelanjutan. Sebaliknya, sanksi tegas akan memberikan efek jera bagi perusahaan yang merusak lingkungan. "Dengan pemberian insentif tersebut, kita bisa menciptakan ekosistem yang teratur, berkelanjutan, dan ramah lingkungan," ujar Ibas.
Ia menambahkan bahwa menjaga lingkungan merupakan bagian integral dari strategi nasional Indonesia untuk memperkuat posisi di kancah global. Ibas bahkan menyinggung dokumenter Barack Obama, 'Our Ocean', yang menyoroti ancaman terhadap ekosistem laut akibat perubahan iklim, polusi, dan eksploitasi berlebihan. "Wajah negara ini, salah satunya ditentukan oleh lingkungan dan kebersihannya. Asri, sejauh mana? Itu bisa menjadi impresi dunia," tegasnya.
Mindset Baru dan Dukungan Fiskal
Lebih lanjut, Ibas menekankan pentingnya perubahan mindset, edukasi, regulasi yang mendukung, dan gerakan besar bersama untuk masa depan lingkungan Indonesia. Ia juga meminta adanya keberpihakan fiskal dan alokasi anggaran yang memadai dari pusat hingga daerah. Meskipun anggaran Kementerian Lingkungan Hidup mungkin menghadapi tantangan, Ibas optimistis bahwa pendekatan inovatif, seperti tempat pembuangan sampah terpadu berbasis teknologi, dapat menghasilkan dampak optimal.
Peran Strategis Indonesia di Pasar Karbon Global
Dalam konteks perdagangan karbon, Ibas menegaskan pentingnya peran strategis Indonesia di pasar karbon global. Ia berharap tindak lanjut dari COP-29 dapat memperkuat komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim melalui partisipasi aktif di forum internasional. Ibas juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dalam mengurangi kebakaran hutan dan deforestasi, serta berharap Kementerian Lingkungan Hidup dapat menyelesaikan konflik tenurial yang masih menjadi isu di berbagai wilayah.
Kesimpulan
Usulan Ibas tentang insentif bagi perusahaan yang ramah lingkungan dan sanksi bagi yang melanggar merupakan langkah penting dalam upaya menciptakan Indonesia yang asri dan berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta dukungan fiskal yang memadai, menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang. Peran Indonesia di pasar karbon global juga perlu diperkuat untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.