Investor Bangun SPBN di Pantai Popoh Tulungagung, Permudah Akses BBM Nelayan
Pemerintah Kabupaten Tulungagung memastikan pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Pantai Popoh akan segera dimulai pada tahun 2025 oleh investor yang telah menyelesaikan proses administrasi dan perizinan.

Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, akan segera memiliki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Pantai Popoh. Kabar baik ini dipastikan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung, setelah investor terpilih menyelesaikan proses administrasi dan perizinan yang cukup panjang. Proyek yang dinantikan nelayan ini diproyeksikan rampung pada tahun 2025, memberikan solusi atas kendala akses bahan bakar yang selama ini mereka hadapi.
Proses Pembangunan SPBN Pantai Popoh
Ulul Azmi, Kabid Pengelolaan Perikanan Dinas Perikanan Tulungagung, menjelaskan bahwa rencana pembangunan SPBN telah dimulai sejak tahun 2023. Proses pencarian investor memakan waktu hingga tahun 2024, baru kemudian tahapan pengurusan perizinan dimulai. Proses ini cukup kompleks, meliputi izin pembangunan, penetapan lokasi, dan yang tak kalah penting, alokasi kuota BBM untuk nelayan.
Beberapa izin penting, seperti penetapan lokasi dan kuota BBM, sudah berhasil diurus oleh investor. Saat ini, fokus utama tertuju pada perizinan pembangunan fisik SPBN. Meskipun belum ada kepastian tanggal pasti dimulainya pembangunan fisik, Ulul Azmi optimis proyek ini akan berjalan tahun ini setelah seluruh perizinan rampung. Ia menambahkan bahwa proses pembangunan fisik SPBN diperkirakan akan lebih cepat dibandingkan proses perizinan.
Solusi untuk Nelayan Tulungagung
Kehadiran SPBN di Pantai Popoh sangat dinantikan oleh para nelayan Tulungagung. Selama ini, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk membeli BBM di SPBU terdekat, sehingga menambah beban biaya operasional. Sebagai gambaran, sebuah kapal nelayan berukuran 30 gross ton (GT) yang melaut selama 3-7 hari membutuhkan sekitar 400 liter BBM per trip. SPBN diharapkan dapat memangkas biaya ini dan meningkatkan efisiensi operasional nelayan.
Meskipun demikian, detail mengenai alokasi kuota BBM untuk nelayan masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari investor. Pemerintah Kabupaten Tulungagung terus berkoordinasi dengan investor untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi nelayan setempat. Dengan adanya SPBN ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan Tulungagung dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor perikanan.
Harapan dan Dampak Positif
Pembangunan SPBN di Pantai Popoh merupakan langkah strategis dalam meningkatkan perekonomian di Tulungagung. Selain memudahkan akses BBM bagi nelayan, proyek ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan aktivitas ekonomi di sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Popoh. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan dan memajukan sektor perikanan.
Dengan selesainya proses perizinan dan dimulainya pembangunan SPBN, masa depan nelayan Tulungagung terlihat lebih cerah. Akses BBM yang lebih mudah dan terjangkau akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pendapatan dan kesejahteraan mereka. Proyek ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam mendukung sektor perikanan dan mensejahterakan masyarakat nelayan.