ISNU Ungkap Peran Ormas Keagamaan: Perekat Bangsa dan Penguat Ketahanan Sosial
Ketua Umum PP ISNU Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin tegaskan peran vital ormas keagamaan sebagai perekat bangsa dan penguat ketahanan sosial. Apa saja kontribusinya?

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, menegaskan peran krusial organisasi masyarakat keagamaan. Beliau menyatakan bahwa ormas keagamaan sangat vital dalam menjaga persatuan serta memperkuat ketahanan sosial bangsa Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di Lhokseumawe, Aceh, saat melantik pengurus ISNU wilayah setempat.
Menurut Kamaruddin Amin, ormas keagamaan merupakan bagian integral dari infrastruktur sosial Indonesia. Struktur ini dinilai paling kokoh dalam merawat keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa. Keberadaan mereka menjadi fondasi penting untuk stabilitas sosial di tengah dinamika masyarakat.
Pelantikan pengurus Pimpinan Wilayah ISNU Provinsi Aceh masa khidmat 2024–2029 dan Pimpinan Cabang ISNU se-Aceh periode 2025–2029 menjadi momentum penting. Dalam kesempatan tersebut, Kamaruddin Amin menekankan perlunya sinergi antara ISNU dan pemerintah di semua tingkatan. Sinergi ini bertujuan agar para ahli dari berbagai bidang dapat berkontribusi nyata bagi pembangunan.
Peran Strategis Ormas Keagamaan dalam Perekat Bangsa
Prof. Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah berfungsi sebagai perekat sosial yang efektif. Peran ini sangat penting di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia yang kaya akan perbedaan. Keberadaan mereka memastikan bahwa nilai-nilai toleransi dan gotong royong tetap terjaga. Tanpa kehadiran ormas-ormas tersebut, keragaman Indonesia akan lebih rentan terhadap potensi perpecahan dan konflik internal.
Ormas keagamaan tidak hanya berperan sebagai penjaga moral, tetapi juga sebagai motor penggerak kegiatan sosial dan kemanusiaan. Mereka seringkali menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, baik melalui pendidikan, kesehatan, maupun bantuan bencana. Hal ini menunjukkan bahwa ormas keagamaan adalah pilar penting dalam menjaga harmoni dan stabilitas nasional, serta memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan umat.
ISNU, sebagai bagian integral dari ekosistem ormas keagamaan, diharapkan dapat bersinergi secara optimal dengan pemerintah. Sinergi ini mencakup berbagai program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di berbagai sektor. Dengan demikian, potensi besar para sarjana dan ahli di ISNU dapat diberdayakan secara maksimal untuk kepentingan bangsa dan negara, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.
Mengatasi Tantangan Sosial dan Kontribusi Nyata ISNU
Dalam pidatonya, Kamaruddin Amin juga menyoroti beberapa persoalan sosial mendesak yang secara langsung mempengaruhi ketahanan keluarga dan bangsa. Isu-isu tersebut meliputi stunting, kemiskinan, dan tingginya angka perceraian yang terus meningkat. Data yang ia sampaikan sangat mengkhawatirkan, menunjukkan bahwa sekitar 17–18 persen dari lima juta bayi yang lahir setiap tahun di Indonesia mengalami stunting, sebuah kondisi yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kamaruddin, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, menekankan urgensi penanganan masalah ini secara komprehensif. Ia menyatakan bahwa jika persoalan stunting dan kemiskinan tidak ditangani dengan serius dan sistematis, akan sangat sulit bagi Indonesia untuk mewujudkan visinya sebagai negara maju di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan sosial suatu bangsa sangat berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakatnya.
Menanggapi tantangan tersebut, Ketua Pimpinan Wilayah ISNU Aceh, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution, menegaskan komitmen kuatnya. ISNU Aceh bertekad untuk menjadi kekuatan moral dan intelektual yang signifikan di wilayahnya, berperan aktif dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan sosial. Mereka ingin mengabdi, berhikmah, dan terus menemukan versi terbaik dari diri melalui pengabdian tulus kepada umat dan masyarakat luas.
Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai kegiatan konkret, termasuk penyelenggaraan Madrasah Kader ISNU Aceh yang berlangsung pada 8–10 Agustus 2025. Madrasah Kader ini mengangkat tema inspiratif "Membangun Peradaban, Meneguhkan Ilmu, Mengabdi Umat" dan berhasil menarik partisipasi sekitar 150 peserta. Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk mempersiapkan kader-kader ISNU yang berintegritas, berdaya saing, dan siap berkontribusi secara nyata bagi kemajuan bangsa.