Jakpus Gencarkan PSN: Hadapi Lonjakan Kasus Demam Berdarah
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mengatasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Pusat (Jakpus) tengah gencar melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai respons terhadap peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di awal tahun 2025. Lonjakan kasus ini telah mendorong pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah intensif guna mencegah meluasnya wabah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, hingga tanggal 27 Februari 2025, tercatat 138 kasus DBD di delapan wilayah kecamatan. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit pun segera dilakukan untuk menekan angka kasus DBD.
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Rismasari, menjelaskan bahwa peningkatan kasus ini berkaitan erat dengan musim hujan. "Cek benda-benda yang dapat menampung air, apakah ada jentik nyamuk atau tidak," ujarnya menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam PSN.
Penanganan Kasus DBD di Jakarta Pusat
Data menunjukkan Kecamatan Cempaka Putih menjadi wilayah dengan kasus DBD tertinggi, mencapai 40 kasus. Disusul oleh Kecamatan Johar Baru dengan 23 kasus dan Tanah Abang dengan 21 kasus. Kecamatan Senen mencatat 19 kasus, Sawah Besar 12 kasus, Menteng 9 kasus, Kemayoran 8 kasus, dan Gambir 6 kasus. Distribusi kasus yang tidak merata ini menunjukkan perlunya strategi penanganan yang terfokus pada wilayah-wilayah yang terdampak lebih parah.
Berbagai strategi telah diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan menggerakkan kader Jumantik mandiri dan kader Jumantik di tingkat kelurahan. Kader Jumantik mandiri bertanggung jawab melakukan PSN di lingkungan rumah masing-masing, sementara kader Jumantik kelurahan melakukan pemantauan secara berkala ke rumah warga.
"Kalau kader Jumantik mandiri mereka yang berada di rumahnya melakukan PSN. Sedangkan kader Jumantik kelurahan yang bergerak melakukan pemantauan 2-3 kali seminggu ke rumah warga," jelas Rismasari. Pemerintah daerah juga menekankan pentingnya pembersihan sampah secara rutin untuk mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti, penyebab utama DBD.
Camat Cempaka Putih, Igan Muhammad Faisal, mengakui tingginya angka kasus DBD di wilayahnya. Namun, ia memastikan berbagai upaya mitigasi telah dan terus dilakukan. PSN yang dilakukan oleh Jumantik wilayah dan Jumantik mandiri ditingkatkan frekuensinya, dari dua kali menjadi tiga kali seminggu.
Strategi Mitigasi dan Pencegahan
Selain PSN, pengasapan (fogging) juga dilakukan di wilayah dengan kasus positif DBD. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pencegahan DBD juga terus digencarkan. Camat Cempaka Putih menekankan pentingnya penerapan 3M Plus (menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas yang berpotensi sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk, serta ditambah dengan upaya lain seperti penggunaan kelambu, obat nyamuk, dan lain-lain).
"Kita akan terus meningkatkan PSN di setiap kelurahan yang ada di Kecamatan Cempaka Putih yang semula dilakukan dua kali dalam seminggu kini menjadi tiga kali dalam seminggu," kata Igan Muhammad Faisal. Ia berharap tren kasus DBD dapat ditekan hingga mencapai angka nol di bulan-bulan mendatang.
Upaya pemerintah daerah Jakarta Pusat dalam menangani lonjakan kasus DBD ini menunjukkan komitmen untuk melindungi kesehatan warganya. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam keberhasilan program PSN dan pencegahan penyebaran penyakit ini. Dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kasus DBD dapat dikendalikan dan angka kejadian dapat ditekan secara signifikan.