Jakut Ajak Warga Gemar Tanam, Wujudkan Ketahanan Pangan Lewat Urban Farming
Pemerintah Kota Jakarta Utara mengajak warganya untuk gemar menanam melalui urban farming guna mewujudkan ketahanan pangan, seperti yang dicontohkan Kebun Gangnam.

Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Juaini, mengajak warga untuk memanfaatkan lahan terbatas demi ketahanan pangan melalui urban farming. Hal ini disampaikan usai kunjungan ke Kebun Gangnam, Kelurahan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Selasa (6/5). Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut dan memberikan contoh nyata manfaat urban farming bagi masyarakat.
Kebun Gangnam, seluas 1.330 meter persegi, merupakan contoh sukses urban farming di tengah kota. Dulunya lahan terbengkalai milik Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, kini lahan tersebut berubah menjadi kebun produktif yang ditanami kurang lebih 70 jenis tanaman. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi warga Jakarta Utara lainnya untuk turut serta dalam gerakan menanam.
Program ini tidak hanya fokus pada produksi pangan, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan dan kesehatan mental. Kehadiran Kebun Gangnam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat urban farming, mulai dari ketersediaan pangan segar, peningkatan ekonomi, hingga perbaikan lingkungan dan kesehatan mental. Hal ini sejalan dengan upaya Pemkot Jakarta Utara untuk menumbuhkan minat masyarakat terhadap kegiatan bercocok tanam.
Urban Farming: Solusi Ketahanan Pangan di Jakarta Utara
Wakil Wali Kota Juaini menekankan pentingnya peran urban farming dalam mewujudkan ketahanan pangan di Jakarta Utara. Ia mengajak warga untuk memanfaatkan lahan yang ada, sekecil apapun, untuk menanam berbagai jenis tanaman. "Untuk warga Jakarta Utara, ayo kita menanam, manfaatkan lahan-lahan yang dimiliki meskipun terbatas," ajaknya.
Kebun Gangnam menjadi bukti nyata bahwa urban farming dapat diterapkan di lahan terbatas. Keberadaan kebun ini tidak hanya menghasilkan berbagai jenis tanaman pangan, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Dengan adanya kebun ini, warga dapat melihat langsung manfaat urban farming dalam kehidupan sehari-hari.
Keberadaan kolam gizi berisi ikan lele di Kebun Gangnam juga menjadi poin penting. Ikan lele yang dibudidayakan dapat membantu mengatasi masalah stunting atau tengkes di wilayah tersebut. Integrasi budidaya ikan dan tanaman ini menunjukkan pendekatan holistik dalam urban farming.
Lurah Pegangsaan Dua, Sarmudi, menambahkan bahwa peresmian Rumah Edukasi Gangnam diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk bercocok tanam. Rumah Edukasi ini akan memberikan materi dan pelatihan kepada anak-anak sekolah dan komunitas lainnya yang ingin belajar bercocok tanam.
Rumah Edukasi Gangnam: Membudayakan Urban Farming Sejak Dini
Rumah Edukasi Gangnam berperan penting dalam menyebarkan pengetahuan dan keterampilan urban farming kepada masyarakat, terutama generasi muda. Sebelum memulai bercocok tanam di Kebun Gangnam, peserta akan mendapatkan materi dan pelatihan di Rumah Edukasi ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan keberhasilan program dan menumbuhkan minat berkelanjutan.
Dengan adanya fasilitas edukasi ini, diharapkan semakin banyak warga Jakarta Utara yang tertarik untuk berpartisipasi dalam urban farming. Program ini tidak hanya mengajarkan cara menanam, tetapi juga merawat dan memanen tanaman. Pendekatan edukatif ini penting untuk memastikan keberlanjutan program dan menciptakan kebiasaan menanam di tengah masyarakat.
Rumah Edukasi Gangnam juga membuka kesempatan bagi berbagai komunitas untuk belajar dan berkolaborasi dalam kegiatan urban farming. Kerjasama ini akan memperkuat program dan memperluas jangkauan dampak positifnya. Dengan demikian, urban farming dapat menjadi gerakan masyarakat yang berkelanjutan.
Keberhasilan Kebun Gangnam dan Rumah Edukasi Gangnam diharapkan dapat menginspirasi wilayah lain di Jakarta Utara untuk menerapkan model serupa. Urban farming terbukti dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan ketahanan pangan, memperbaiki lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya program ini, diharapkan warga Jakarta Utara dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Urban farming bukan hanya sekadar kegiatan bercocok tanam, tetapi juga sebuah gerakan untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat, berkelanjutan, dan sejahtera.