Jaktim Ubah Lahan Terlantar Jadi Edufarm: Pusat Pembelajaran Pertanian Perkotaan
Pemkot Jaktim akan mengubah lahan pertanian perkotaan seluas 12.567 meter persegi di Pulo Gebang menjadi Edufarm untuk pembelajaran pertanian bagi masyarakat.

Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) berencana menjadikan lahan pertanian perkotaan di Jalan Raya Pulo Gebang, Cakung, sebagai pusat pendidikan pertanian atau Edufarm. Lahan seluas 12.567 meter persegi ini sebelumnya terlantar, kini telah berubah menjadi area urban farming yang ramai dikunjungi warga. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan akses belajar bertani bagi masyarakat sekitar dan sekitarnya, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan lokal.
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur, Taufik Yulianto, mengungkapkan, "Lahan ini akan kita optimalkan dengan menggandeng potensi yang ada. Kita berharap ini menjadi pusat Edufarm, terutama bagi masyarakat setempat."
Langkah ini merupakan solusi inovatif untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian di perkotaan. Edufarm di Pulo Gebang akan menjadi tempat belajar praktis bagi warga yang ingin mempelajari teknik bercocok tanam modern dan tradisional. Keberadaan Edufarm ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketahanan pangan.
Edufarm Pulo Gebang: Fasilitas dan Program
Saat ini, lahan tersebut telah dilengkapi dengan rumah kaca seluas 144 meter persegi yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk sistem penyiraman dan pemupukan. Rumah kaca tersebut digunakan untuk menanam 600 bibit cabai dan terung, dengan estimasi panen tahunan mencapai 950 kilogram hingga 1,2 ton cabai. Selain itu, terdapat berbagai tanaman sayur mayur dan buah lainnya di luar area rumah kaca.
Tidak hanya tanaman sayuran, Edufarm Pulo Gebang juga memiliki kebun anggur dengan lima varietas lokal dan 37 varietas impor. Berbagai komoditas lain seperti pepaya, pisang, bawang merah, dan berbagai sayuran juga ditanam di lokasi ini. Untuk melengkapi ekosistem pertanian terintegrasi, terdapat empat kolam ikan nila dan lele.
Lebih lanjut, pengembangan Edufarm Pulo Gebang akan mencakup penanaman tanaman khas endemi Jakarta Timur seperti salak, duku, dan melinjo. Hal ini sebagai upaya untuk melestarikan tanaman lokal dan memperkenalkan keanekaragaman hayati kepada masyarakat.
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat
Pengelolaan Edufarm Pulo Gebang saat ini dijalankan oleh dua petugas Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP) Suku Dinas KPKP Jakarta Timur. Kedua petugas tersebut telah mendapatkan pembinaan dan penyuluhan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) di bawah koordinasi Kepala Seksi Ketahanan Pangan dan Pertanian serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Suku Dinas KPKP Jakarta Timur.
Keberadaan Edufarm ini mendapat apresiasi positif dari warga sekitar. Taufik Yulianto menjelaskan, "Urban farming di sini dapat menjadi sarana edukasi untuk bercocok tanam. Kebetulan warga di sini yang jumlahnya mencapai 3.000 KK dengan 13.400 jiwa juga tertarik dengan pertanian perkotaan." Warga secara rutin mengunjungi lokasi ini untuk belajar dan bertanya tentang teknik bercocok tanam.
Keberhasilan Edufarm Pulo Gebang tak lepas dari peran serta aktif masyarakat. Mereka berperan penting dalam merawat dan menjaga kelestarian tanaman di lahan tersebut. Partisipasi warga ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dan pemanfaatan lahan secara optimal.
Kesimpulan
Transformasi lahan terlantar di Pulo Gebang menjadi Edufarm merupakan langkah strategis Pemkot Jaktim dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan akses pendidikan pertanian bagi masyarakat. Dengan fasilitas yang memadai dan dukungan dari berbagai pihak, Edufarm Pulo Gebang berpotensi menjadi model pengembangan pertanian perkotaan yang sukses dan dapat ditiru di daerah lain.