Jaktim Ajak Pelaku Tawuran Kembangkan Pertanian Perkotaan
Pemerintah Kota Jakarta Timur berinisiatif melibatkan pelaku tawuran dalam pengembangan pertanian perkotaan untuk menciptakan ketahanan pangan dan menjaga lingkungan.

Pemerintah Kota Jakarta Timur (Jaktim) meluncurkan program inovatif untuk mengatasi masalah tawuran dan meningkatkan ketahanan pangan. Inisiatif ini melibatkan para pelaku tawuran dalam pengembangan pertanian perkotaan atau urban farming. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, program ini bertujuan untuk memberikan alternatif kegiatan positif bagi para pemuda yang sebelumnya terlibat dalam tawuran. "Termasuk juga teman-teman yang kemarin pernah melakukan tawuran, saya akan ajak mereka melakukan giat 'urban farming'. Agar mereka melihat bagaimana bertani ternyata asik dan juga bisa benefit," ujar Iin Mutmainnah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (20/3).
Program ini tidak hanya melibatkan para pemuda, tetapi juga menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait teknik pertanian dan jenis tanaman yang cocok untuk pertanian perkotaan. Kerjasama dengan IPB diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian perkotaan di Jaktim.
Urban Farming: Solusi untuk Ketahanan Pangan dan Lingkungan
Pemkot Jaktim berencana mengembangkan wisata agro yang terintegrasi dengan program urban farming. Wisata agro ini akan menjadi tempat edukasi bagi masyarakat untuk belajar tentang pertanian perkotaan. Konsep ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam program ini.
Iin Mutmainnah menjelaskan bahwa setiap kecamatan di Jaktim memiliki lahan yang dapat dimanfaatkan untuk urban farming. "Nanti kita bikin wisata agro yang sifatnya paketnya adalah belajar tentang 'urban farming'. Karena kita semua kecamatan punya titik itu. Memang yang terbanyak ada di Cipayung, di sana untuk daerah luasannya. Tetapi semua kecamatan punya titik 'urban farming'," jelasnya.
Program ini juga akan memanfaatkan lahan yang beragam, mulai dari lingkungan permukiman, Kelompok Tani (Poktan), Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), atap perkantoran, hingga kolong Tol Becakayu. Keberagaman lokasi ini menunjukkan komitmen Pemkot Jaktim untuk memaksimalkan lahan yang tersedia.
Sukses Panen Raya Sebelumnya
Keberhasilan program urban farming di Jaktim terlihat dari panen raya yang dilakukan sebelumnya. Pemkot Jaktim berhasil memanen 2,9 ton cabai, sayur-sayuran, dan ikan dari 100 titik lokasi di sepuluh kecamatan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
Komoditas yang dipanen meliputi 2,3 ton hasil pertanian seperti cabai, kangkung, terong, pakcoy, tomat, dan brokoli. Sedangkan komoditas perikanan mencapai 599 kilogram, termasuk ikan nila, mujair, patin, dan lele. Hasil panen ini menunjukkan potensi besar dari program urban farming dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal.
Dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk pelaku tawuran dan IPB, Pemkot Jaktim berharap program urban farming ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan, baik dalam hal ketahanan pangan maupun dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. Program ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk berkontribusi positif bagi masyarakat.
Program ini merupakan bukti nyata komitmen Pemkot Jaktim dalam menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial dan lingkungan. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, diharapkan program ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan, serta memberikan manfaat yang optimal bagi seluruh warga Jakarta Timur.