Pemkot Jaksel Sukses Panen Raya di 58 Lokasi, Tekan Inflasi dan Tingkatkan Ketahanan Pangan
Pemerintah Kota Jakarta Selatan menggelar panen raya di 58 lokasi, memanfaatkan lahan sempit untuk ketahanan pangan dan menekan inflasi, dengan hasil panen mencapai 500 kg bahan pangan.

Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) berhasil melaksanakan panen raya di 58 lokasi berbeda. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Jaksel untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menekan laju inflasi di wilayahnya. Panen raya yang melibatkan berbagai kelompok tani dan penggiat pertanian perkotaan ini memanfaatkan lahan-lahan sempit yang ada, membuktikan bahwa pertanian urban tetap dapat berkontribusi signifikan.
Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin, memimpin langsung panen raya yang terpusat di Taman Sehati, Pesanggrahan, Jakarta. Beliau menekankan pentingnya program ini sebagai solusi inovatif dalam menghadapi tantangan pangan. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk kelompok tani, penggiat urban farming, dan binaan Sudin KPKP Jakarta Selatan, yang menunjukkan sinergi positif antar berbagai elemen masyarakat.
Dengan total luas panen mencapai 1,9 hektare di Taman Sehati saja, panen raya ini menghasilkan 500 kilogram bahan pangan. Berbagai komoditas berhasil dipanen, mulai dari cabai, terung, singkong, hingga buah-buahan seperti timun suri dan mangga. Bahkan, budidaya ikan lele dan nila pun turut menyumbang hasil panen yang melimpah. Hal ini menunjukkan keberagaman komoditas yang berhasil dibudidayakan di lahan sempit di Jakarta Selatan.
Panen Raya: Solusi Inovatif Ketahanan Pangan Jakarta Selatan
Kegiatan panen raya di Jakarta Selatan tidak hanya berfokus pada kuantitas hasil panen, tetapi juga pada pengelolaan pasca panen. Hasil panen akan dikelola oleh pemilik lahan masing-masing. Beberapa opsi pengelolaan hasil panen antara lain disalurkan ke posyandu, dipasarkan secara langsung, dijual melalui toko daring (marketplace), atau disuplai ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk program makan bergizi gratis (MBG).
Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Jaksel untuk memastikan hasil panen dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Dengan beragam saluran distribusi, akses terhadap hasil panen yang bergizi dan terjangkau dapat lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Wali Kota Munjirin berharap, panen raya ini dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi masyarakat luas untuk turut serta dalam pengembangan pertanian perkotaan. "Diharapkan, dengan gerakan panen raya bersama ini dapat menjadi pemantik bagi masyarakat luas terkait budi daya pertanian di perkotaan sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan berkontribusi menekan laju inflasi," ujar Munjirin.
Lahan Sempit, Hasil Maksimal: Urban Farming di Jakarta Selatan
Pemanfaatan lahan sempit menjadi kunci keberhasilan panen raya ini. Sebanyak 58 lokasi di Jakarta Selatan, termasuk Taman Hatinya PKK, RPTRA, dan lahan milik kelompok tani, dimaksimalkan untuk kegiatan pertanian. Baik metode pertanian konvensional maupun hidroponik dilibatkan dalam program ini.
Hal ini menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Pemkot Jaksel telah berhasil membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukanlah penghalang untuk mencapai ketahanan pangan. Justru, dengan memanfaatkan lahan sempit secara optimal, potensi pertanian urban dapat dimaksimalkan.
Kasudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan, Hasudungan A Sidabalok, menambahkan bahwa pekan depan akan diadakan panen bawang merah serentak di Kelurahan Bintaro. Hal ini menunjukkan konsistensi Pemkot Jaksel dalam mendorong pertanian perkotaan.
Hasudungan juga mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dalam menanam di lingkungan masing-masing sebagai upaya antisipasi terhadap gejolak harga pasar. "Seperti imbauan pemerintah, kami meminta warga untuk ikut menanam di lingkungannya masing-masing, supaya nantinya jika ada gejolak harga pasar, maka mereka sudah tidak panik lagi," kata Hasudungan.
Program panen raya di Jakarta Selatan ini menjadi contoh nyata bagaimana pemerintah daerah dapat berperan aktif dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memberdayakan masyarakat melalui pertanian urban. Dengan memanfaatkan lahan sempit dan melibatkan berbagai pihak, program ini berhasil menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Jakarta Selatan.