Pemprov DKI Jakarta Kembangkan Budidaya Pangan di Taman Kota: Sulap Jalur Hijau Jadi Kebun Produktif
Wagub DKI Jakarta Rano Karno mendorong budidaya tanaman pangan dan hortikultura di taman kota dan jalur hijau untuk menciptakan ekosistem yang lebih hidup dan produktif, serta mendukung ketahanan pangan Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI) meluncurkan program inovatif untuk meningkatkan produktivitas pangan di tengah kota. Program ini memanfaatkan lahan di taman kota dan jalur hijau untuk membudidayakan tanaman pangan dan hortikultura. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, memimpin inisiatif ini dengan visi untuk mengubah konsep penghijauan Jakarta menjadi lebih produktif dan berkelanjutan.
Langkah ini dipicu oleh keprihatinan Rano Karno terhadap kondisi penghijauan Jakarta yang dinilai masih monoton dan kurang memberikan manfaat maksimal. Beliau menyatakan, "Saya ingin sekali mengubah konsep penghijauan kota Jakarta. Kita butuh tanaman seperti tanaman buah, di Jakarta itu jarang." Rano juga menekankan pentingnya menciptakan ekosistem yang lebih hidup, dengan melibatkan burung dan serangga penyerbuk, untuk meningkatkan kesehatan lingkungan.
Panen raya 20 ton cabai dan berbagai komoditas lainnya di 266 titik di Jakarta menjadi bukti nyata keberhasilan awal program ini. Kegiatan yang melibatkan 1.330 kader PKK, masyarakat urban farming, pembudidaya ikan, dan unsur Pemkot se-Jakarta ini menunjukkan potensi besar dari inisiatif ini dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung program swasembada pangan nasional. Program ini juga selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita.
Revitalisasi Penghijauan Jakarta: Dari Hijau Monoton Menuju Produktif
Rano Karno mengkritik konsep penghijauan Jakarta yang selama ini dianggapnya kaku dan kurang produktif. Beliau mencontohkan keindahan Monas yang hijau, namun minim tanaman buah. "Tanaman yang ada di kita ini kaku, hanya hijau tapi tidak memberikan apa-apa," ujarnya. Sebagai perbandingan, beliau mencontohkan Kabupaten Indramayu yang dijuluki Kota Mangga karena banyaknya pohon mangga di sepanjang jalan dan kampung, yang sekaligus berfungsi sebagai penghijauan yang produktif.
Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta berencana memetakan wilayah strategis untuk ditanam tanaman konsumtif di jalur hijau. Rano Karno menekankan bahwa Jakarta sebenarnya memiliki potensi sebagai kota pertanian, mengingat sejarahnya dan keberadaan kampung-kampung seperti Condet yang terkenal dengan salaknya. Namun, model pertanian di Jakarta harus disesuaikan dengan karakteristik kota, yaitu dengan menerapkan konsep urban farming.
Dukungan penuh dari Rektor IPB University, Arif Satria, semakin memperkuat optimisme keberhasilan program ini. Arif Satria menyatakan kesiapan IPB untuk mendampingi Pemprov DKI dalam membangkitkan kembali sektor pertanian di Jakarta. Beliau mencontohkan beberapa nama daerah di Jakarta yang memiliki sejarah pertanian yang kuat, seperti Kampung Rambutan, Kebon Kacang, Kebon Sirih, Duren Sawit, dan Kebon Jeruk.
Pemanfaatan Lahan Optimal untuk Ketahanan Pangan
Program panen serentak yang telah dilakukan merupakan langkah awal yang menjanjikan. Kegiatan ini menghasilkan panen berbagai komoditas, termasuk sayuran seperti cabai, bawang merah, kangkung, bayam, tomat, terong, buah-buahan, tanaman pangan, dan ikan. Komoditas tersebut diharapkan dapat meningkatkan pasokan dan ketersediaan pangan di Jakarta, khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk kader PKK dan masyarakat penggiat urban farming, menunjukkan komitmen bersama untuk mendukung program ini. Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan lahan yang ada untuk meningkatkan ketahanan pangan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan produktif. Program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat, khususnya bagi mereka yang terlibat dalam kegiatan pertanian perkotaan.
Dengan menggabungkan kearifan lokal dan teknologi modern, program ini berpotensi untuk menciptakan model pertanian perkotaan yang berkelanjutan dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jakarta.