Jalan Lingkar Utara Lamongan Resmi Dibuka Usai HUT RI ke-80, Optimistis Jadi Pemicu Ekonomi Baru
Jalan Lingkar Utara Lamongan (JLU) kini resmi beroperasi. Bupati Lamongan optimistis JLU akan menjadi pemicu pusat ekonomi baru, memperlancar distribusi, dan menumbuhkan UMKM.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi secara resmi membuka Jalan Lingkar Utara (JLU) Lamongan pada Minggu, usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia. Pembukaan ini menandai langkah strategis pemerintah daerah dalam pengembangan infrastruktur. JLU diharapkan mampu mengurai kemacetan lalu lintas di pusat kota.
Jalan sepanjang 7,15 kilometer ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur alternatif, melainkan juga diproyeksikan sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi. Keberadaannya diharapkan dapat memperlancar distribusi barang dan jasa di seluruh wilayah Lamongan. Ini akan menciptakan efisiensi dalam rantai pasok lokal.
Optimisme tinggi menyertai peresmian JLU, dengan harapan akan memicu munculnya pusat-pusat ekonomi baru. Proyek ini menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. JLU juga akan membuka peluang usaha yang lebih luas bagi pelaku UMKM.
Peran Strategis JLU dalam Perekonomian Lamongan
Kehadiran Jalan Lingkar Utara (JLU) Lamongan dipandang krusial untuk memajukan sektor ekonomi daerah. Bupati Yuhronur Efendi menegaskan bahwa jalan ini akan memudahkan arus logistik secara signifikan. Distribusi hasil pertanian dari sentra produksi ke pasar akan menjadi lebih efisien.
Selain itu, JLU juga diharapkan menjadi magnet bagi pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Banyak pelaku UMKM lokal akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas. Hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Lamongan.
Potensi ekonomi baru juga terlihat dari rencana pembangunan fasilitas pendukung di sepanjang JLU. Salah satunya adalah Pasar Ikan Lamongan yang saat ini sedang dalam tahap pengurukan lahan. Kehadiran pasar ini akan memperkuat sektor perikanan daerah.
Investor-investor besar pun mulai menunjukkan minat untuk mengembangkan usaha di kawasan Jalan Lingkar Utara Lamongan. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan fasilitas komersial lainnya. Ini akan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan investasi di Lamongan.
Komitmen Pemkab dan Evaluasi Keselamatan Jalan
Pemerintah Kabupaten Lamongan berkomitmen penuh untuk memastikan fungsi dan keselamatan Jalan Lingkar Utara (JLU) terpenuhi secara optimal. Bupati Yuhronur Efendi menyatakan bahwa evaluasi akan terus dilakukan bersama pihak terkait. Masa evaluasi ini akan berlangsung selama tahap pemeliharaan hingga September 2025.
Audit keselamatan jalan telah dilaksanakan pada 11-12 Agustus 2025 oleh Direktorat Jenderal Bina Marga, yang diwakili oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah IV Jawa Timur. Kepala Satuan Kerja BBPJN, Bagus Artamana, menyampaikan hasil audit tersebut. Terdapat 19 poin yang memerlukan tindak lanjut untuk peningkatan keselamatan.
Poin-poin tindak lanjut tersebut meliputi penempatan rambu lalu lintas yang lebih jelas dan strategis. Selain itu, penataan pedagang kaki lima di sepanjang jalan juga menjadi perhatian. Pengaturan siklus lampu lalu lintas di titik-titik krusial juga akan dioptimalkan untuk kelancaran arus kendaraan.
Selama masa uji coba, tiga titik lampu lalu lintas (traffic light) akan dipasang. Titik-titik tersebut berada di awal, tengah, dan akhir Jalan Lingkar Utara Lamongan. Dua titik lain belum dipasang karena volume kendaraan masih di bawah 500 per jam, sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Pemasangan tambahan akan dilakukan jika volume lalu lintas meningkat.