JLU Lamongan Seksi II Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran, Lancarkan Arus Mudik
Pembangunan Jalur Lingkar Utara (JLU) Lamongan seksi II ditargetkan selesai sebelum Lebaran untuk mengatasi kepadatan lalu lintas saat mudik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Pembangunan Jalur Lingkar Utara (JLU) Lamongan, Jawa Timur, memasuki tahap akhir. Proyek nasional senilai hampir Rp500 miliar ini ditargetkan rampung sebelum Lebaran 1446 Hijriah. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik Lebaran tahun ini, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan mobilitas barang dan jasa.
Pejabat Pembuat Komitmen proyek JLU Lamongan, Arvian Zanuardi, menyatakan optimisme atas penyelesaian seksi II sebelum Idul Fitri. "Saat ini, JLU telah memasuki tahap akhir penyelesaian seksi II. Kami optimistis proyek ini dapat selesai sesuai dengan arahan dari pusat, kami upayakan bisa selesai sebelum Hari Raya Idul Fitri dan aktivitas mudik Lebaran ini," katanya. Proyek ini difokuskan pada penyelesaian seksi II yang saat ini progresnya telah mencapai 92 persen.
Selesainya pembangunan JLU diharapkan mampu menjadi solusi atas kepadatan lalu lintas di jalan utama Lamongan, terutama di kawasan perkotaan. Keberadaan JLU akan memperlancar distribusi logistik dan aksesibilitas masyarakat, sehingga berdampak positif pada perekonomian daerah. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Lamongan, Erwin Sulistya Pambudi, menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan proyek ini berjalan sesuai standar dan optimal menjelang Lebaran.
Progres Pembangunan dan Manfaat JLU Lamongan
Pembangunan JLU Lamongan dibagi menjadi dua seksi. Seksi I, yang dikerjakan oleh PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk- Gorga, telah selesai pada akhir Januari 2025. Sementara itu, seksi II dikerjakan oleh PT Yasa Patria Perkasa. Dengan total panjang 7,15 kilometer, JLU membentang dari Desa Rejosari, Kecamatan Deket, hingga Desa Plosowahyu, Kecamatan Lamongan.
Jalur ini dilengkapi dengan dua titik lampu perlintasan dan tiga jembatan. Rencana Tata Bangun dan Lingkungan (RTBL) JLU juga telah dibuat berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RT/RW), dan mencakup beberapa fasilitas publik untuk mendukung kenyamanan pengguna jalan. Fasilitas tersebut antara lain stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), rest area, sentra kuliner, dan area parkir kendaraan besar.
Pemerintah Kabupaten Lamongan berharap agar JLU dapat segera beroperasi penuh dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. "Dengan dukungan semua pihak, kami berharap pembangunan JLU dapat segera selesai dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Lamongan, terutama dalam menghadapi lonjakan mobilitas saat mudik Lebaran," ujar Erwin Sulistya Pambudi.
Dampak Positif JLU bagi Ekonomi dan Mobilitas
Selain mengatasi kemacetan lalu lintas, khususnya selama periode mudik Lebaran, JLU Lamongan juga diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Arvian Zanuardi menjelaskan bahwa pembangunan JLU bertujuan untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan mempercepat mobilitas barang dan jasa.
Dengan beroperasinya JLU, distribusi logistik akan menjadi lebih efisien dan aksesibilitas masyarakat akan meningkat. Hal ini akan berdampak positif pada berbagai sektor ekonomi di Lamongan. Proyek ini merupakan bukti komitmen pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur dan konektivitas di daerah, serta memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Target penyelesaian sebelum Lebaran menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan kelancaran arus mudik dan balik. Koordinasi yang baik antara pemerintah daerah dan kontraktor menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Dengan selesainya pembangunan JLU, diharapkan masyarakat Lamongan dapat merasakan manfaatnya, terutama dalam menghadapi peningkatan mobilitas selama musim mudik dan aktivitas ekonomi lainnya.
Rampungnya pembangunan JLU Lamongan sebelum Lebaran akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran arus lalu lintas dan peningkatan perekonomian daerah. Proyek ini merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur dan konektivitas untuk mendukung mobilitas masyarakat dan pertumbuhan ekonomi.