Jamaah Haji Tertua asal Karimun Wafat di Tanah Suci
Abdul Kadir bin Abdul Salam, jamaah haji tertua asal Karimun, wafat di Madinah pada Rabu, 8 Mei 2025, karena cedera kepala.

Batam, 10 Mei 2025 - Kabar duka menyelimuti Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Abdul Kadir bin Abdul Salam, seorang jamaah haji asal Kabupaten Karimun, wafat di Tanah Suci saat menjalankan ibadah haji. Kepergian beliau terjadi pada Rabu, 8 Mei 2025, pukul 09.40 waktu setempat di Madinah, Arab Saudi. Kabar ini disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Riau, Zoztafia.
Almarhum, yang merupakan jamaah tertua di Kloter 1 Embarkasi Batam berusia 84 tahun, meninggal di Rumah Sakit King Fadh, Madinah. Jenazahnya kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman Jannatul Baqi, lokasi pemakaman yang terletak di sebelah timur-tenggara Masjid Nabawi. Beliau diberangkatkan menuju Madinah pada 2 Mei 2025.
Kepergian almarhum meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan seluruh jamaah haji asal Kepri. Kemenag Kepri menyampaikan belasungkawa dan mendoakan agar almarhum husnul khatimah serta mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. "Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Almarhum telah wafat dalam keadaan mulia, di Tanah Suci, saat menunaikan ibadah haji," ucap Zoztafia.
Meninggal Dunia Karena Cedera Kepala
Berdasarkan keterangan dari tim medis, penyebab wafatnya Abdul Kadir adalah post craniotomy ec. head injury atau cedera pada bagian kepala. Dokter Andi Ari Irfandi telah memberikan penanganan medis sebelum almarhum akhirnya dinyatakan meninggal dunia. Meskipun demikian, pihak Kemenag Kepri memastikan bahwa sebelum keberangkatan, kondisi kesehatan almarhum telah diperiksa dan dinyatakan memenuhi syarat untuk menunaikan ibadah haji.
Zoztafia menjelaskan, "Sudah ada pengecekan kesehatan juga, kan semua jamaah harus dinyatakan istitha’ah sebelum melunasi pembayaran." Hal ini menegaskan bahwa almarhum dinyatakan sehat dan mampu menjalankan ibadah haji sebelum keberangkatannya.
Pihak Kemenag Kepri juga menekankan bahwa seluruh jamaah haji telah melalui proses pemeriksaan kesehatan yang ketat untuk memastikan kesiapan fisik dan mental mereka sebelum berangkat ke Tanah Suci. Proses ini merupakan prosedur standar yang diterapkan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan para jamaah selama menjalankan ibadah haji.
Kepergian almarhum menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kesiapan fisik dalam menjalankan ibadah haji. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya sebelum melakukan perjalanan jauh, terutama perjalanan ibadah yang penuh tantangan.
Proses Pemakaman dan Dukungan Keluarga
Proses pemakaman Abdul Kadir di kompleks pemakaman Jannatul Baqi telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Arab Saudi. Pihak Kemenag Kepri telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kelancaran proses pemakaman dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga almarhum.
Kemenag Kepri juga memberikan pendampingan dan bantuan kepada keluarga almarhum selama proses tersebut. Dukungan ini meliputi aspek administrasi, pengurusan dokumen, dan juga dukungan emosional untuk membantu meringankan beban keluarga yang sedang berduka.
Kehilangan seorang anggota keluarga saat menunaikan ibadah haji tentu merupakan cobaan yang berat. Namun, pihak Kemenag Kepri berharap keluarga almarhum dapat menerima takdir ini dengan lapang dada dan tetap tegar dalam menghadapi duka cita ini. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Pihak Kemenag Kepri juga menghimbau kepada seluruh jamaah haji Indonesia untuk senantiasa menjaga kesehatan dan keselamatan selama menjalankan ibadah haji. Persiapan yang matang dan menjaga kondisi fisik sangat penting untuk memastikan kelancaran dan keamanan selama menjalankan ibadah suci ini.
Semoga kisah kepergian almarhum Abdul Kadir menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk selalu bersyukur atas nikmat kesehatan dan selalu berdoa agar diberikan keselamatan dan kemudahan dalam setiap langkah kehidupan kita.