Jaringan Penyuplai Senjata ke KKB Papua Dibongkar: 17 Senjata Api dan Ribuan Amunisi Diamankan
Polda Papua mengungkap jaringan penyuplai senjata api dan amunisi ke KKB di Papua, mengamankan 17 senjata api dan 3.573 amunisi berbagai kaliber, melibatkan mantan anggota TNI dan oknum TNI-AD.

Kepolisian Daerah Papua berhasil membongkar jaringan penyuplai senjata api dan amunisi ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tanah Papua. Pengungkapan ini melibatkan kerja sama Polda Papua, Satgas Damai Cartenz, Polda Papua Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda DIY, serta berawal dari informasi pengiriman senjata api dan amunisi melalui jalur laut ke Puncak Jaya pada 4 Februari 2024. Operasi ini berhasil mengamankan 17 senjata api dan 3.573 butir amunisi berbagai kaliber, mencegah potensi jatuhnya senjata ke tangan KKB yang telah menyebabkan korban jiwa baik dari aparat keamanan maupun warga sipil.
Tersangka utama, Yuni Enumbi, seorang mantan anggota TNI dari Kodam XVIII Kasuari, ditangkap pada 8 Maret di Keerom. Ia menerima paket berisi enam pucuk senjata api dan 882 butir amunisi yang dibeli seharga Rp1,3 miliar, ditujukan untuk kelompok KKB Lerimayu Telenggen di Puncak Jaya. Penangkapan Yuni membuka tabir jaringan yang melibatkan rekannya, Teguh Wiyono, juga mantan anggota TNI dari Kodam XVIII Kasuari.
Dari penyelidikan lebih lanjut, terungkap keterlibatan tiga anggota TNI-AD dari Kodam III Siliwangi yang kini ditahan di Pomdam III. Ketiga oknum TNI ini memasok senjata api dan amunisi kepada Teguh melalui rekannya sesama anggota Perbakin. Pengungkapan kasus ini terbilang sulit dan membutuhkan kecepatan, mengingat barang bukti sempat berada di Bojonegoro dan Sleman. Berkat bantuan Polda Jatim, Polda DIY, dan Polda Papua Barat, berbagai barang bukti berhasil diamankan, termasuk peralatan pembuatan senjata api rakitan di Bojonegoro.
Pengungkapan Jaringan dan Peran Mantan Anggota TNI
Brigjen Pol Faizal Rahmadani, Kaops Satgas Damai Cartenz, menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini bermula dari informasi intelijen. Paket yang dikirim melalui jalur laut awalnya disamarkan sebagai kompresor. Setelah ditelusuri, paket tersebut berisi senjata api dan amunisi yang ditujukan untuk KKB. Yuni Enumbi, mantan anggota TNI, berperan sebagai penerima dan penyebar senjata api dan amunisi tersebut.
Yuni Enumbi, yang pernah bertugas di Kodam XVIII Kasuari, ditangkap bersama barang bukti. Ia mengaku telah menghabiskan dana Rp1,3 miliar untuk membeli senjata api dan amunisi tersebut. Penangkapan Yuni kemudian mengarah pada penangkapan Teguh Wiyono, rekannya yang juga mantan prajurit TNI. Teguh bertindak sebagai tangan kanan Yuni dalam mencari senjata dan amunisi.
Dari Teguh, terungkap keterlibatan tiga anggota TNI-AD dari Kodam III Siliwangi. Ketiganya kini ditahan di Pomdam III Siliwangi. Mereka memasok senjata dan amunisi kepada Teguh melalui rekannya sesama anggota Perbakin. Pengungkapan kasus ini juga melibatkan kejar-kejaran dengan waktu, karena barang bukti sempat berada di Bojonegoro dan Sleman, Jawa Timur.
Berkat kerja sama dengan Polda Jatim dan Polda DIY, berbagai barang bukti berhasil diamankan. Di Bojonegoro, ditemukan peralatan pembuatan senjata api rakitan. Total, 17 senjata api dan 3.573 amunisi berhasil diamankan dari tujuh tersangka.
Dampak dan Apresiasi
Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), Izak Hikoyabi, menyatakan keprihatinan atas potensi bahaya jika senjata api dan amunisi tersebut sampai ke tangan KKB. Ia mengapresiasi kerja keras Polri dalam mengungkap kasus ini dan mengamankan barang bukti sebelum sampai ke tangan kelompok bersenjata. Izak Hikoyabi juga menekankan pentingnya peran masyarakat dalam memberikan informasi kepada aparat keamanan terkait hal-hal mencurigakan.
Kapolda Papua, Irjen Pol Patrige Renwarin, menambahkan bahwa penyidik Ditkrimum Polda Papua masih memeriksa Yuni Enumbi. Enam tersangka lainnya, termasuk Teguh, telah dikembalikan ke Polda Papua Barat, sementara tersangka dari Bojonegoro ditangani Dirkrimum Polda Jatim, dan tersangka dari Sleman oleh Polda DIY. Kasus ini terus bergulir, dengan Ditkrimum Polda Papua fokus pada pemeriksaan Yuni Enumbi.
Pengungkapan jaringan penyuplai senjata api dan amunisi ini merupakan langkah signifikan dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di Papua. Kerja sama antar-polda dan peran serta masyarakat sangat penting dalam mencegah jatuhnya senjata api ke tangan KKB dan meminimalisir dampak negatifnya terhadap keamanan dan pembangunan di Papua. Keberhasilan ini juga menjadi bukti komitmen aparat keamanan dalam memberantas aksi-aksi kriminal bersenjata di wilayah tersebut.