Jelang Mudik Lebaran 2025, DPR Minta BUMN Pastikan Kesiapan Rest Area
Anggota Komisi VI DPR RI meminta BUMN memastikan kesiapan jalan dan rest area jelang mudik Lebaran 2025 untuk kenyamanan pemudik, termasuk informasi lalu lintas yang akurat dan fasilitas rest area yang memadai.

Anggota Komisi VI DPR RI, Rivqy Abdul Halim, mendesak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait untuk memastikan kesiapan infrastruktur jalan tol dan rest area sebelum arus mudik Lebaran 2025. Permintaan ini disampaikan guna menjamin layanan optimal dan perjalanan yang aman serta nyaman bagi para pemudik yang menggunakan jalur darat.
Menurut Rivqy, peran BUMN seperti PT Jasa Marga dan PT Hutama Karya sangat krusial dalam mewujudkan mudik yang aman dan nyaman. Hal ini mencakup pengecekan menyeluruh kondisi jalan, mulai dari lapisan aspal hingga aspek lainnya, untuk memastikan keselamatan pengguna jalan. Ia menekankan pentingnya antisipasi dini terhadap potensi masalah di jalan raya.
"Harus ada tim siaga yang mampu melakukan perbaikan segera jika ada masalah di jalan raya. Jangan sampai ada jalan berlubang yang menyebabkan pecah ban dan kecelakaan. Ini harus dihindari," tegas Rivqy dalam pernyataan di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (17/3).
Peran Penting Informasi dan Koordinasi Antar Lembaga
Selain kesiapan infrastruktur, Rivqy juga menyoroti pentingnya penyediaan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pemudik. Informasi mengenai kondisi jalan tol, rekayasa lalu lintas, dan potensi penutupan jalan harus diberikan secara berkala. Hal ini akan membantu masyarakat merencanakan perjalanan mudik mereka dengan lebih baik.
Ia menyayangkan kurangnya informasi yang diterima pemudik selama ini. "Selama ini informasi-informasi penting kerap tidak sampai kepada pemudik," ungkap wakil rakyat yang membidangi perdagangan, kawasan perdagangan dan pengawasan persaingan usaha, dan BUMN ini.
Rivqy mencontohkan pengalaman pribadinya saat mudik Lebaran 2024, di mana penutupan Tol MBZ tanpa informasi yang memadai menyebabkan keterlambatan perjalanan. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya koordinasi dan penyampaian informasi yang efektif.
"Saya pernah lewat Tol MBZ, ternyata ditutup. Saya putar arah ke jalan lain, tetapi setengah jam kemudian teman saya bisa lewat MBZ dan tiba di tempat tujuan lebih cepat. Kalau diinformasikan kapan jadwal buka dan tutup, hal seperti ini ‘kan tidak mungkin terjadi," jelasnya.
Sinergi dan Antisipasi Cuaca Ekstrem
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Rivqy mendorong PT Jasa Marga dan PT Hutama Karya untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Korlantas, Kementerian Perhubungan, dan pemangku kepentingan lainnya. Koordinasi ini mencakup perencanaan rekayasa lalu lintas dan pengembangan infrastruktur teknologi untuk mendukung kelancaran arus mudik.
Lebih lanjut, ia juga menekankan pentingnya koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi selama periode mudik dan balik.
"Koordinasi dengan BMKG terkait dengan potensi cuaca ekstrem juga perlu untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi selama arus mudik maupun balik nanti," tambahnya.
Kesiapan Rest Area yang Optimal
Terakhir, Rivqy meminta BUMN untuk memastikan fasilitas rest area berfungsi dengan baik. Penerapan rest area management system dinilai penting untuk memantau dan mengelola fasilitas tersebut secara efektif. Informasi mengenai ketersediaan parkir, toilet, dan air bersih juga harus tersedia dan mudah diakses oleh pengguna jalan tol.
"Fasilitas parkir di rest area jalan tol harus diperhatikan, terutama soal toilet dan air. Kadang ada toilet, tetapi airnya kurang. Ini ‘kan mengganggu kenyamanan pengguna jalan tol," tutup Rivqy.
Dengan memastikan kesiapan infrastruktur dan layanan yang optimal, diharapkan arus mudik Lebaran 2025 dapat berjalan lancar dan nyaman bagi seluruh pemudik.