Jenazah Korban Banjir Bandang Juliani Tiba di Bima
Setelah ditemukan mengapung di perairan Labuan Bajo, jenazah Juliani (32), korban banjir bandang di Bima, NTB, akhirnya tiba di kampung halaman dan dimakamkan.

Jenazah Juliani, korban banjir bandang yang melanda Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah kembali ke tanah kelahirannya. Setelah ditemukan mengapung di perairan Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), jenazah perempuan berusia 32 tahun itu tiba di Dermaga Pasir Besi, Desa Oi Tui, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima pada Kamis, 6 Februari 2024, sekitar pukul 08.30 WITA.
Perjalanan Panjang Menuju Rumah Duka
Perjalanan jenazah Juliani dari Labuan Bajo menuju Bima terbilang panjang dan mengharukan. Diawali dari RSUD Komodo Labuan Bajo pukul 05.20 WITA, jenazah kemudian diberangkatkan menuju Pelabuhan Labuan Bajo dan tiba pukul 06.00 WITA. Sebuah speed boat, dikawal personel Polres Manggarai Barat dan Pol Airud, mengantar jenazah Juliani menyeberangi laut menuju Bima.
Proses pemulangan jenazah ini melibatkan berbagai pihak. H. Nurdin, salah seorang keluarga Juliani, mengungkapkan bahwa penjemputan di Dermaga Oi Tui dilakukan oleh keluarga, Camat Wera, kepolisian, Danpos SAR Bima, Kalak BPBD Bima, relawan Muhammadiyah, dan berbagai pihak yang turut serta dalam pencarian korban. Suasana haru menyelimuti proses pemindahan jenazah dari speed boat ke ambulans, di tengah kerumunan warga sekitar yang turut berduka.
Proses Pemakaman dan Dukungan Masyarakat
Sesampainya di rumah duka, jenazah Juliani langsung dikafani dan dimakamkan oleh pihak keluarga. Kehilangan Juliani tentu meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Bima. Banjir bandang yang terjadi telah merenggut banyak korban jiwa dan harta benda, dan peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam.
Kehadiran berbagai pihak dalam proses pemulangan jenazah Juliani menunjukkan kepedulian dan solidaritas yang tinggi. Kerja sama antara keluarga korban, aparat pemerintah, tim SAR, relawan, dan masyarakat sekitar menjadi bukti nyata kekuatan gotong royong dalam menghadapi musibah. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih waspada dan tangguh dalam menghadapi bencana di masa mendatang.
Momen Haru Penjemputan Jenazah
Menurut keterangan H. Nurdin, proses penjemputan jenazah Juliani di Dermaga Oi Tui berlangsung sangat mengharukan. Puluhan petugas dan masyarakat bahu-membahu mengangkat jenazah dari speed boat menuju ambulans. Suasana duka dan haru tampak jelas terpancar dari raut wajah keluarga dan warga yang hadir. Momen ini menjadi simbol kuatnya ikatan sosial dan kepedulian masyarakat Bima terhadap korban bencana.
Kesimpulan
Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan solidaritas masyarakat dalam membantu korban bencana. Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih peduli dan siap menghadapi tantangan alam.
Semoga keluarga Juliani diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi duka ini. Banjir bandang Bima menjadi tragedi yang menyayat hati, namun semangat kebersamaan dan kepedulian masyarakat tetap menjadi cahaya di tengah kesedihan.