Jasad Wanita di TNK Teridentifikasi: Korban Banjir Bandang Bima
Polisi berhasil mengidentifikasi jasad wanita yang ditemukan di Taman Nasional Komodo (TNK) sebagai Juliani (32), korban banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tim kepolisian dari Polres Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mengungkap identitas mayat perempuan yang ditemukan di Pantai Long Pink, Pulau Padar, Taman Nasional Komodo (TNK) pada Kamis siang. Identifikasi yang dilakukan kurang dari 24 jam ini mengungkap bahwa korban bernama Juliani, seorang wanita berusia 32 tahun, warga Sangia, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Identifikasi Jenazah
Kapolres Manggarai Barat, AKBP Christian Kadang, membenarkan hal tersebut. Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, menjelaskan proses identifikasi yang dilakukan oleh Tim Inafis. Prosesnya diawali dengan pemotretan mayat dari empat sudut berbeda dan perekaman sidik jari. Tantangan muncul karena kondisi jenazah yang sudah membusuk.
Tim Inafis menggunakan metode asam cuka untuk memunculkan kembali garis papiler pada jari-jari korban yang kulitnya sudah terkelupas. Dari sepuluh jari, hanya jempol kiri yang berhasil menunjukkan garis papiler yang cukup jelas. Data sidik jari ini kemudian dicocokkan dengan data di e-KTP dan database kepolisian, memastikan identitas korban sebagai Juliani.
Koneksi Banjir Bandang Bima
Pihak keluarga Juliani telah dihubungi dan mengkonfirmasi identitas jenazah. Berdasarkan informasi dari keluarga, Juliani diduga hanyut terbawa banjir bandang yang melanda Kecamatan Wera dan Ambalawi, Bima, NTB pada Minggu, 2 Februari 2024. Jenazah tersebut diduga terbawa arus hingga ke perairan Manggarai Barat.
AKP Lufthi Darmawan Aditya menambahkan bahwa jenazah Juliani sementara dititipkan di RSUD Komodo, Labuan Bajo. Rencananya, jenazah akan dipulangkan ke Bima, NTB, pada Jumat pagi menggunakan speedboat, didampingi oleh pihak keluarga untuk dimakamkan.
Proses Identifikasi yang Kompleks
Proses identifikasi ini menunjukkan kemampuan dan ketelitian Tim Inafis Polres Manggarai Barat. Meskipun kondisi jenazah menyulitkan, penggunaan metode asam cuka dan pencocokan data sidik jari yang teliti berhasil mengungkap identitas korban dalam waktu singkat. Keberhasilan ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara kepolisian dan keluarga korban dalam mengungkap kasus-kasus seperti ini.
Kasus ini juga menyoroti dampak bencana alam, khususnya banjir bandang, yang dapat menyebabkan korban jiwa dan kesulitan dalam proses identifikasi. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap bencana alam dan meningkatkan upaya mitigasi bencana.