JK Beri Masukan soal Ketahanan Pangan pada Prabowo
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memberikan masukan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait strategi ketahanan pangan nasional, khususnya dalam mengelola surplus beras dan menstabilkan harga di pasaran.
Wakil Presiden ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/2). Pertemuan tersebut membahas isu krusial: ketahanan pangan nasional. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, yang turut hadir, mengungkapkan detail pertemuan tersebut.
Menurut Mentan Amran, JK memberikan masukan berharga berdasarkan pengalamannya, terutama terkait penyerapan gabah, pengalaman program revolusi hijau, dan peran penyuluhan pertanian (Bimas). Masukan ini dinilai sangat bermanfaat bagi pemerintah.
Salah satu fokus utama pertemuan adalah strategi mengamankan produksi beras nasional yang sedang mengalami peningkatan signifikan dan menjaga stabilitas harga, terutama menjelang Ramadan. Produksi beras nasional memang sedang mengalami surplus yang cukup besar.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan lonjakan produksi beras hingga Maret 2025 mencapai 8 juta ton. Proyeksi produksi hingga April diperkirakan mencapai 13-14 juta ton. Surplus ini menjadi perhatian utama pemerintah.
Melihat surplus beras yang signifikan, Presiden Prabowo menginstruksikan percepatan penyerapan gabah oleh Bulog. Tujuannya? Menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani. Meskipun rata-rata harga gabah nasional berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), sekitar 70 persen provinsi masih di bawah HPP.
Pemerintah bergerak cepat dengan mengalokasikan dana Rp16,6 triliun kepada Bulog tanpa bunga untuk mendukung penyerapan gabah. Langkah ini diharapkan dapat membantu petani mendapatkan harga yang layak.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya memanfaatkan momentum panen raya Februari-April. Menurut Mentan Amran, Presiden Prabowo menegaskan bahwa semua kebijakan dan instruksi presiden (inpres) telah dikeluarkan, dan eksekusi program menjadi kunci keberhasilan. Tidak ada alasan untuk gagal.