Kaltara Deflasi 0,17% di Februari 2025, Diskon Listrik Jadi Faktor Utama
Bank Indonesia (BI) Kaltara laporkan deflasi -0,17% pada Februari 2025, dipengaruhi diskon tarif listrik 50%, kendati potensi inflasi mengintai jelang Ramadan.

Bank Indonesia (BI) Kalimantan Utara (Kaltara) mengumumkan bahwa Kaltara mengalami deflasi sebesar -0,17 persen pada bulan Februari 2025. Penurunan harga ini terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama Januari hingga Februari 2025. Deflasi ini terhitung dari tiga kota/kabupaten yang menjadi acuan Indeks Harga Konsumen (IHK): Tanjung Selor, Tarakan, dan Nunukan. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, menyampaikan informasi ini pada Rabu di Tanjung Selor, Bulungan.
Secara tahunan (yoy), Kaltara mencatatkan deflasi -0,49 persen. Hasiando menjelaskan bahwa tanpa adanya diskon listrik, Kaltara justru akan mengalami inflasi sebesar 1,9 persen pada bulan Februari 2025. Meskipun demikian, inflasi Kaltara secara umum masih terkendali dan berada dalam target 2025, yaitu 2,5 persen ± 1,5 persen. Keadaan ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi di wilayah tersebut, meskipun tantangan tetap ada.
Penurunan harga terjadi di seluruh kabupaten/kota di Kaltara, dan ini juga diakibatkan oleh diskon tarif listrik. Namun, Kepala KPw BI Kaltara mengingatkan bahwa jika tarif listrik kembali normal, Kota Tarakan berpotensi mengalami inflasi, sementara Tanjung Selor dan Nunukan diperkirakan tetap mengalami deflasi. Hal ini menunjukkan kerentanan ekonomi Kaltara terhadap perubahan kebijakan pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan energi.
Dampak Diskon Listrik dan Antisipasi Inflasi di Masa Mendatang
Hasiando Ginsar Manik menekankan pentingnya sinergi dalam pengendalian inflasi, mengingat angka deflasi saat ini banyak dipengaruhi oleh insentif dari Pemerintah Pusat. BI Kaltara memprediksi tantangan pengendalian harga akan semakin tinggi pada bulan-bulan mendatang, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Beberapa komoditas diperkirakan akan mengalami kenaikan harga, antara lain ikan bandeng, angkutan udara, ikan layang, telur ayam ras, daging sapi, daging ayam ras, cabai, gula pasir, dan minyak goreng. BI Kaltara mengajak Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mengantisipasi dinamika harga ini agar tetap terkendali dan memastikan masyarakat dapat merayakan Ramadan dan Idul Fitri dengan nyaman.
Untuk menjaga stabilitas harga, BI Kaltara mengimbau masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan menghindari panic buying. BI Kaltara juga akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah dan pihak terkait untuk memantau dan menjaga stabilitas harga di Kaltara.
Langkah-langkah Antisipasi Kenaikan Harga
- Koordinasi intensif antara BI Kaltara, TPID, dan Pemerintah Daerah.
- Pemantauan harga komoditas secara berkala.
- Imbauan kepada masyarakat untuk berbelanja secara bijak dan menghindari panic buying.
- Antisipasi potensi kenaikan harga menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Secara keseluruhan, meskipun Kaltara mengalami deflasi pada Februari 2025, BI Kaltara tetap waspada terhadap potensi kenaikan harga di masa mendatang, terutama menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. Koordinasi dan antisipasi yang tepat dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat Kaltara.