Pemprov Kaltara dan BI Jalin Sinergi Hadapi Inflasi Jelang Ramadan dan Idul Fitri 2025
Pemerintah Provinsi Kaltara dan Bank Indonesia perkuat sinergi untuk menjaga stabilitas inflasi menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025, meskipun Kaltara mengalami deflasi pada Februari 2025.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan Bank Indonesia (BI) bekerja sama untuk memastikan stabilitas harga menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idul Fitri 2025. Kerja sama ini diwujudkan melalui berbagai langkah strategis untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga barang kebutuhan pokok. Hal ini penting mengingat dampaknya terhadap perekonomian masyarakat Kaltara.
Langkah konkret yang diambil antara lain adalah menggelar pasar murah dan melakukan sidak pasar secara intensif. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan stok barang kebutuhan pokok dan menjaga harga agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Hal ini menjadi fokus utama mengingat pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang kerap menunjukkan kenaikan harga menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Inisiatif ini dibahas dalam High Level Meeting (HLM) Konsolidasi Program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Tahun 2025 yang diselenggarakan di Tanjung Selor pada Rabu, 5 Maret 2024. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang, Wakil Gubernur, Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltara Hasiando Ginsar Manik, Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto, Ketua DPRD Kaltara Achmad Djufrie, serta perwakilan Pemerintah dan TPID Kabupaten/Kota.
Menjaga Stabilitas Inflasi di Tengah Deflasi
Kalimantan Utara mencatat deflasi sebesar -0,17 persen pada Februari 2025. Angka ini didapat dari perhitungan tiga kota/kabupaten Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kaltara. Secara tahunan (yoy), deflasi Kaltara mencapai -0,49 persen. Deflasi ini terutama didorong oleh kebijakan pemerintah berupa diskon tarif listrik 50 persen yang berlaku pada Januari-Februari 2025.
Meskipun Kaltara mengalami deflasi, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, mengingatkan bahwa memasuki bulan Ramadan dan Idul Fitri 2025, harga barang kebutuhan pokok cenderung meningkat. Komoditas seperti emas perhiasan, angkutan udara, hortikultura, telur ayam, dan daging ayam menjadi perhatian utama karena sering mengalami inflasi persisten.
Gubernur Kaltara menekankan pentingnya langkah strategis TPID untuk memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga. Hal ini penting untuk mencegah gejolak harga yang dapat merugikan masyarakat. Kerja sama antar daerah (KAD) dan kolaborasi pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi fokus utama untuk jangka menengah.
“Kami meminta kepada TPID Provinsi yang telah dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor 100.3.3.1/83/2025 untuk menjalankan tugas sesuai wewenang dan tanggung jawab yang telah ditetapkan,” tegas Gubernur Kaltara.
Transformasi Digital untuk Peningkatan Efisiensi
Selain pengendalian inflasi, pemerintah daerah Kaltara juga fokus pada transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan publik. TP2DD diharapkan dapat mempercepat integrasi ekonomi dan keuangan digital, serta meningkatkan kualitas layanan pajak dan retribusi daerah.
Berdasarkan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) Semester II Tahun 2024, seluruh wilayah di Kaltara telah masuk kategori digital. Prestasi ini diharapkan dapat terus ditingkatkan melalui peningkatan literasi digital dan persiapan matang menghadapi Championship TP2DD 2025.
Dengan sinergi yang kuat antara Pemprov Kaltara dan BI, diharapkan stabilitas ekonomi Kaltara tetap terjaga, khususnya menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025. Langkah-langkah strategis yang telah dan akan diambil diharapkan mampu menekan potensi inflasi dan memastikan keterjangkauan harga barang kebutuhan pokok bagi masyarakat.
Peningkatan literasi digital juga menjadi kunci penting dalam mendukung keberhasilan program ini. Dengan masyarakat yang lebih melek digital, diharapkan transaksi ekonomi dan keuangan digital dapat berjalan lebih efektif dan efisien.