Kebakaran Hutan California Selatan Padam Setelah 24 Hari, Ratusan Bangunan Hancur
Kebakaran hutan Eaton dan Palisades di California Selatan yang telah berlangsung selama 24 hari akhirnya berhasil dipadamkan, menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa mencapai 29 orang.
Kebakaran hebat yang melanda California Selatan akhirnya padam setelah 24 hari. Insiden yang menghanguskan ribuan hektar lahan di wilayah Eaton dan Palisades ini telah menimbulkan kerugian besar dan duka mendalam bagi banyak warga.
Api yang dimulai pada 7 Januari lalu, dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem berupa kekeringan parah dan angin kencang. Kebakaran Palisades, yang bermula di Pacific Palisades dekat Malibu, menyebar dengan cepat. Sementara itu, kebakaran Eaton terjadi di kaki Gunung Angeles National Forest sebelum merambat ke Altadena.
Bencana ini mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 29 orang. Berdasarkan laporan Los Angeles County Medical Examiner via NBC News, 17 korban berasal dari kebakaran Eaton dan 12 korban lainnya dari kebakaran Palisades. Penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwenang.
Dampak yang ditimbulkan sangat signifikan. Data dari California Department of Forestry and Fire Protection (Cal Fire), yang dikutip berbagai media, menunjukkan kebakaran Palisades telah menghanguskan 23.448 hektar lahan, menghancurkan 6.837 bangunan, dan merusak lebih dari 1.000 bangunan lainnya.
Sementara itu, kebakaran Eaton membakar 14.021 hektar, dengan hampir 4.000 hektar di antaranya merupakan wilayah perkotaan. Tragisnya, kebakaran ini juga menghancurkan 9.418 bangunan, termasuk beberapa bangunan bersejarah di Altadena.
Peran cuaca dalam pemadaman. Hujan deras yang turun di awal pekan lalu, setelah berbulan-bulan kekeringan, menjadi faktor penting dalam upaya pemadaman. Curah hujan signifikan ini membantu petugas pemadam kebakaran mengendalikan dan akhirnya memadamkan api. Kepala Cal Fire, Joe Tyler, menyatakan bahwa hujan tersebut mengurangi potensi kebakaran lebih lanjut.
Kesimpulannya, kebakaran hutan di California Selatan ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama dalam kondisi iklim ekstrem. Kerugian yang besar, baik berupa korban jiwa maupun materi, menekankan urgensi mitigasi bencana dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.