Kemenag Terapkan Pengamanan Berlapis Cegah Joki di UM PTKIN 2024
Kementerian Agama memberlakukan pengamanan ketat, termasuk metal detector dan pemeriksaan badan, untuk mencegah kecurangan seperti penggunaan joki dan teknologi canggih dalam UM PTKIN 2024.

Kementerian Agama (Kemenag) akan memberlakukan sistem pengamanan berlapis untuk mencegah kecurangan dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN) tahun 2024. Langkah ini diambil setelah ditemukannya banyak kasus kecurangan, termasuk penggunaan joki, dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025. Penggunaan teknologi canggih untuk berbuat curang juga menjadi perhatian utama Kemenag dalam meningkatkan integritas seleksi UM PTKIN.
Koordinator Pokja Penjaminan Mutu UM PTKIN, Zulfahmi Alwi, mengungkapkan kekhawatiran akan maraknya praktik kecurangan. "Joki ini memang sekarang sudah banyak sekali kita temukan dan cara-cara yang sangat canggih, ya, mulai dari kacamata, bahkan ada yang melalui behel," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/5).
Temuan kecurangan dalam SNPMB 2025 menjadi dasar pertimbangan Kemenag untuk memperketat pengamanan. Laporan panitia seleksi menyebutkan sekitar 50 orang terindikasi melakukan kecurangan dan 10 orang bertindak sebagai joki selama enam hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025. Beragam modus digunakan, mulai dari alat bantu tersembunyi hingga aplikasi remote desktop dan proxy.
Pengamanan Berlapis Cegah Kecurangan
Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, panitia seleksi UM PTKIN akan menerapkan berbagai langkah pengamanan. Penggunaan metal detector untuk mendeteksi alat bantu elektronik tersembunyi akan dimaksimalkan. Selain itu, pemeriksaan badan dan barang bawaan peserta ujian secara teliti juga akan dilakukan. "Jadi tentunya kita akan mengkaji lebih mendalam lagi berdasarkan temuan-temuan yang ada, langkah-langkah apa yang akan kita lakukan untuk memastikan dalam proses itu tidak ada joki lagi," jelas Zulfahmi.
Tidak hanya itu, panitia juga telah menyiapkan sanksi tegas bagi peserta yang terbukti melakukan kecurangan. Sanksi tersebut meliputi diskualifikasi dan kemungkinan pelibatan aparat penegak hukum jika ditemukan unsur pidana. "Sanksinya itu pasti, pertama kita akan memberikan sanksi akan otomatis tidak akan kita terima. Kedua, kalau itu terkait dengan masuk pidana tentunya kita akan serahkan ke penegak hukum," tegas Zulfahmi.
Lebih lanjut, Zulfahmi menekankan komitmen Kemenag untuk memastikan UM PTKIN berjalan dengan jujur dan adil. Upaya pencegahan kecurangan ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh calon mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Keamanan Soal Ujian Dijamin
Terkait keamanan soal ujian, Koordinator Pokja Sistem Seleksi Elektronik (SSE), Haris Setiaji, memastikan bahwa panitia telah menyiapkan 24 paket soal berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan, termasuk peserta yang sakit dan harus mengikuti ujian susulan. "Kita jadwalkan ulang kalau ada yang sakit, dibuktikan dengan dokumen. Pastinya, paket ujiannya lain lagi, intinya kita sudah ada 24 paket soal. Misalkan ada yang merekam paket soal 1, kita santai punya paket lainnya. Sehingga, keamanan soal bisa kita jamin," kata Haris.
Dengan adanya berbagai upaya pengamanan yang telah disiapkan, Kemenag berharap UM PTKIN 2024 dapat terlaksana dengan lancar dan aman dari segala bentuk kecurangan. Sistem pengamanan berlapis ini diharapkan dapat menjamin integritas dan kualitas seleksi masuk PTKIN.
Langkah-langkah pengamanan yang diterapkan meliputi:
- Penggunaan metal detector
- Pemeriksaan badan dan barang bawaan
- Penyediaan 24 paket soal ujian
- Penjadwalan ulang ujian bagi peserta sakit dengan bukti dokumen medis
- Sanksi tegas berupa diskualifikasi dan pelibatan aparat penegak hukum
Dengan persiapan yang matang dan komitmen untuk mencegah kecurangan, diharapkan UM PTKIN 2024 dapat berjalan dengan sukses dan menghasilkan calon mahasiswa yang berkualitas dan berintegritas.