Kendaraan Listrik: Solusi Kurangi Impor BBM dan Tingkatkan Ketahanan Energi Indonesia
Indonesia Battery Corporation (IBC) menyatakan konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik dapat mengurangi impor BBM, mendukung ketahanan energi, dan mengatasi polusi udara.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Indonesia Battery Corporation (IBC) menegaskan peralihan ke kendaraan listrik (EV) sebagai langkah krusial dalam mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan bakar minyak (BBM). Direktur Utama IBC, Toto Nugroho, menjelaskan bahwa konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke EV akan secara signifikan menurunkan angka impor BBM, sebuah langkah penting untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Hal ini disampaikan Toto dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi XII di Senayan, Jakarta. Ia menekankan bahwa transisi ke EV bukan hanya sekadar hilirisasi industri, tetapi juga strategi vital dalam mencapai kemandirian energi Indonesia. Pengurangan impor BBM akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan dan stabilitas ekonomi.
Ketahanan Energi dan Pengurangan Emisi
Pendapat Toto sejalan dengan pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Rachmat Kaimuddin. Rachmat juga menyoroti urgensi penggunaan kendaraan listrik sebagai solusi untuk mengurangi beban impor BBM dan menekan polusi udara. Menurutnya, minyak bumi merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua di Indonesia.
Data yang disampaikan Rachmat cukup mengkhawatirkan. Sekitar 60 persen kebutuhan minyak nasional dipenuhi melalui impor, dengan rata-rata pengeluaran mencapai Rp250 triliun per tahun selama lima tahun terakhir. Selain itu, pemerintah juga menanggung beban subsidi BBM yang mencapai Rp170 triliun dalam periode yang sama. Subsidi ini bertujuan menjaga agar mobilitas masyarakat tetap terjangkau.
Masalah polusi udara, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, juga menjadi perhatian serius. Rachmat menyebutkan bahwa 40 hingga 60 persen polusi udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Dengan beralih ke kendaraan listrik, polusi udara dapat ditekan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan.
Kendaraan Listrik: Solusi Berkelanjutan
Penggunaan kendaraan listrik menawarkan solusi berkelanjutan. Listrik sebagai sumber energi utama dapat diperoleh dari sumber domestik, baik dari energi fosil maupun energi terbarukan. Hal ini mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan energi. Selain itu, biaya operasional kendaraan listrik berbasis baterai juga lebih murah dibandingkan kendaraan berbasis BBM, memberikan keuntungan ekonomi bagi pengguna.
Konversi ke kendaraan listrik merupakan investasi jangka panjang yang memberikan manfaat ganda. Di satu sisi, mengurangi beban impor dan subsidi BBM. Di sisi lain, memperbaiki kualitas udara dan lingkungan. Pemerintah perlu terus mendorong pengembangan infrastruktur pendukung, seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), untuk memastikan transisi yang lancar dan efektif.
Kesimpulan
Kesimpulannya, peralihan ke kendaraan listrik merupakan langkah strategis bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada impor BBM, meningkatkan ketahanan energi, dan mengatasi masalah polusi udara. Dukungan pemerintah dan kolaborasi berbagai pihak sangat penting untuk mempercepat proses transisi ini dan mewujudkan Indonesia yang lebih berkelanjutan.